Foto: Merawat Kebun Kemangi di Sudut Megahnya Jakarta International Stadium

Petani memetik daun kemangi di kawasan Papanggo, Jakarta Utara, Senin (8/12/2025). Di balik megahnya Jakarta International Stadium (JIS), hamparan lahan hijau masih bertahan, ditanami berbagai sayuran seperti kangkung, bayam, sawi, dan kemangi.

Di balik hiruk-pikuk kota dan pembangunan megastruktur, masih ada tangan-tangan sederhana yang bekerja menjaga ketersediaan pangan.

Lahan sederhana itu menjadi sumber penghidupan bagi Akim (42), petani asal Indramayu yang telah menekuni pertanian perkotaan sejak 2015. Ia membayar Rp 300 ribu per bulan kepada warga setempat untuk biaya keamanan lahan yang ia garap.

Dalam sehari, Akim mampu memanen kemangi sebanyak 20 hingga 30 gabung. Satu gabung berisi sekitar 30 ikat kemangi yang ia jual dengan harga Rp 8 ribu per gabung.

Hasil panennya dipasok ke pasar tradisional serta pedagang nasi yang telah menjadi pelanggan tetap. Dari lahan sempit di tengah padatnya kawasan perkotaan, Akim mengandalkan ketekunan dan konsistensi untuk menghidupi keluarganya.

Namun, bertani di kawasan pesisir bukan tanpa tantangan. Lahan Akim yang berada dekat dengan laut membuatnya harus ekstra hati-hati saat menyiram tanaman. Air yang digunakan berasal dari aliran kali yang tersambung langsung ke laut.

Saat air laut pasang, kadar air menjadi lebih asin dan berisiko merusak tanaman. Untuk menjaga kualitas sayuran, Akim terpaksa menunda penyiraman hingga sore hari ketika air mulai surut.