Meski belum ditetapkan kursi Ketua MPR RI periode 2019-2024 tampaknya akan menjadi jatah Gerindra, bukan Golkar yang merupakan partai juara kedua di Pileg 2024.
Terkait informasi ini, Sekjen Golkar Muhammad Sarmuji, pun mengatakan bahwa keputusan siapa ketua MPR belum ditetapkan karena agenda paripurna pembahasan pimpinan baru akan dilakukan Selasa (2/10) malam.
“Intinya di MPR itu itu permusyawaratan, kemarin pun itu (2019) permusyawaratan. Kalau logikanya sama harusnya berlaku ketua pemenang pemilu ya menjadi ketua tapi di MPR khusus karena itu musyawarah jadi karena permusyawaratan jadi dimusyawarahkan,” kata Sarmuji saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Selasa (2/10).
Sarmuji tidak menutup kemungkinan bahwa bisa saja hasil musyawarah memang benar menetapkan ketua MPR jatuh ke Gerindra maupun partai lain, bukan ke tangan Golkar seperti saat kesepakatan pemilihan ketua MPR 2019 lalu.
“Dan hasil musyawarah itu bisa sama dengan yang lalu, bisa juga tidak sama dengan yang lalu,” kata Sarmuji.
Jika Gerindra mendapatkan jatah kursi Ketua MPR, maka jabatan itu akan jatuh ke tangan Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra sekaligus pimpinan MPR dari Gerindra periode sebelumnya.
Saat dikonfirmasi kembali bahwa benar ada upaya lobi-lobi dari Gerindra kepada Golkar untuk menukar jatah kursi ketua MPR dengan jatah kementerian di kabinet Prabowo, Sarmuji menolak untuk menjawab.
“Saya belum bisa sebutkan yang jelas nanti akan dimusyawarahkan dan hasilnya nanti kalau sudah kita lihat nanti ya,” kata Sarmuji.
“Ini urusan negara ya urusan negara itu bukan rela nggak rela tapi urusan ini kita mencari solusi terbaik untuk negara kita jadi kalau kita sudah bicara nasionalisme tentang negara kita pasti ingin yang terbaik yang dihasilkan permusyawaratan itu,” tuturnya.