Liputan6.com, Jakarta- Kemenangan gemilang Liverpool atas Bournemouth pada laga pembuka Premier League musim 2025/2026 di Anfield, Sabtu (16/8/2025) dini hari WIB, menyisakan noda pahit. Pertandingan yang berakhir 4-2 untuk The Reds itu tercoreng oleh dugaan insiden rasisme yang menimpa penyerang tim tamu, Antoine Semenyo.
Insiden tidak terpuji ini terjadi sekitar menit ke-28 atau ke-29, ketika Semenyo melaporkan kepada wasit Anthony Taylor bahwa ia menerima hinaan rasis dari seorang penonton di tribune.
Wasit pun segera menghentikan jalannya pertandingan untuk beberapa saat, menandakan keseriusan situasi yang terjadi di salah satu stadion paling ikonik di Inggris.
Manajer Liverpool, Arne Slot, langsung menyampaikan kekecewaan mendalam atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa insiden rasisme tidak seharusnya terjadi di dunia sepak bola, apalagi di Anfield yang dikenal dengan nilai-nilai sportivitasnya.
“Jelas, kami tidak menginginkan ini ada di sepak bola, apalagi di Anfield. Malam ini seharusnya kita bicara penghormatan untuk Diogo Jota, bukan soal insiden ini,” ujar Slot kepada Sky Sports.
Pihak kepolisian pun telah bergerak cepat mengidentifikasi dan mengamankan pelaku.
Insiden Rasisme Nodai Laga Pembuka Premier League
Laga pekan pertama Liga Inggris 2025-2026 antara Liverpool dan Bournemouth sempat terhenti selama tiga menit menyusul dugaan tindak rasisme kepada Antoine Semenyo. Pemain Bournemouth itu melapor kepada wasit Anthony Taylor setelah mendengar ujaran rasis saat akan mengambil sepak pojok atau lemparan ke dalam.
Menyikapi laporan tersebut, wasit Taylor segera mengambil tindakan tegas. Ia menghentikan pertandingan dan berbicara dengan kedua manajer, Arne Slot dari Liverpool dan Andoni Iraola dari Bournemouth, serta kapten kedua tim, Virgil van Dijk dan Adam Smith, untuk menjelaskan situasi yang tengah terjadi.
Kepolisian Merseyside mengonfirmasi bahwa seorang pria berusia 47 tahun yang diduga pelaku telah diidentifikasi dan dikeluarkan dari stadion. Proses penyelidikan terhadap insiden ini tengah berlangsung, menunjukkan komitmen pihak berwenang untuk menindak tegas perilaku diskriminatif di lingkungan olahraga.
Kecaman Tegas dari Arne Slot dan Pihak Klub
Arne Slot, manajer baru Liverpool, mengecam keras insiden rasisme yang menodai kemenangan timnya. Ia menyatakan kekecewaan mendalam karena malam yang seharusnya menjadi momen penghormatan bagi Diogo Jota justru tercoreng oleh tindakan tidak terpuji tersebut. Slot menegaskan bahwa perilaku semacam ini tidak memiliki tempat di sepak bola, terutama di Anfield.
Meskipun menjadi korban, Antoine Semenyo menunjukkan mentalitas yang luar biasa dengan tetap tampil profesional dan bahkan berhasil mencetak dua gol setelah insiden tersebut. Slot memuji kekuatan mental Semenyo dan menyatakan bahwa klub akan melakukan segala upaya untuk menemukan pelaku dan memastikan keadilan.
Liverpool FC juga tidak tinggal diam. Melalui pernyataan resmi, klub mengecam keras segala bentuk rasisme dan diskriminasi, serta menyatakan dukungan penuh terhadap penyelidikan polisi yang sedang berlangsung. Ini menunjukkan sikap tegas klub dalam memerangi rasisme dan menjaga integritas sepak bola.
Respons Liga dan Korban: "Kapan Ini Berhenti?"
Premier League turut merilis pernyataan resmi yang mengutuk tindakan rasisme tersebut dan memastikan akan melakukan investigasi menyeluruh. Liga menegaskan bahwa rasisme tidak memiliki tempat di sepak bola atau di mana pun dalam masyarakat, dan akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menangani kasus ini.
Pelatih Bournemouth, Andoni Iraola, menyebut insiden tersebut sebagai hal yang memalukan. Sementara itu, kapten Adam Smith menyatakan terkejut dan marah karena hal seperti ini masih terjadi di era modern. Mereka semua menyayangkan insiden yang menodai semangat sportivitas dan persatuan dalam olahraga.
Antoine Semenyo, korban insiden ini, menunjukkan profesionalisme luar biasa dengan tetap bermain dan mencetak dua gol. Namun, melalui unggahan di Instagram Story, ia mengungkapkan perasaannya dengan pertanyaan singkat namun menusuk hati: "Kapan ini akan berhenti…". Ungkapan ini menjadi cerminan keprihatinan mendalam atas isu rasisme yang masih terus membayangi dunia sepak bola.