Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,93 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal II 2024. Angka ini tumbuh melambat jika dibandingkan dengan pecapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,22 persen yoy.
Konsumsi rumah tangga telah tumbuh di bawah 5 persen selama tiga kuartal berturut-turut. Pada kuartal I 2024, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen yoy. Sementara konsumsi rumah tangga di kuartal IV 2023 tumbuh 4,47 persen yoy.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, mengungkapkan ada beberapa sektor yang mengalami perlambatan pada konsumsi rumah tangga di kuartal II 2024.
"Beberapa yang mengalami perlambatan seperti pakaian, alas kaki, jasa perawatan, kesehatan dan pendidikan, serta transportasi dan telekomunikasi," ujar Edy dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (5/8).
Meski begitu, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang dalam ekonomi nasional, tapi pertumbuhannya juga melambat menjadi 2,62 persen dibandingkan periode sebelumnya 2,77 persen.
"Konsumsi rumah tangga melambat di kuartal II 2024. Seperti yg diprediksi soal adanya pelemahan daya beli. Diperkuat dengan terjadinya deflasi 3 bulan berturu-turut," kata Edy.
Di samping itu, konsumsi pemerintah 0,72 persen pada tahun lalu, sementara tahun ini hanya 0,10 persen.
"Nah kalau dibandingkan kuartal II 2023 itu pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,17 persen, 0,98 disumbang oleh industri. Industrinya sekarang cuma 0,79 persen. Jadi memang ada pergeseran," ujar Edy.
Dari sisi penawaran, dari kuartal I 2024, industri mampu menyumbang 0,86 persen. Di kuartal II 2024, industri hanya 0,79 persen.
"Di sektor konstruksi juga agak sedikit turun dari 0,73 persen jadi 0,67 persen. Infokom turun juga 0,56 persen jadi 0,50 persen," tutur Edy.