Liputan6.com, Jakarta Mohamed Salah terus membuktikan diri sebagai salah satu pemain paling konsisten di Premier League. Meski sudah berusia 33 tahun, performanya di Liverpool tetap berada di level tertinggi. Sejak direkrut dari AS Roma pada 2017 silam, ia rutin mencetak puluhan gol setiap musimnya.
Rekor terbaik Salah adalah 44 gol dalam satu musim, sementara catatan terendahnya pun masih mengesankan dengan 23 gol. Konsistensi tersebut membuatnya tak tergantikan di lini depan The Reds. Trofi besar seperti Liga Champions, Premier League, hingga Piala FA telah ia menangkan.
Tak hanya gelar tim, Salah juga banjir penghargaan individu. Dari Sepatu Emas Premier League hingga masuk nominasi Ballon d’Or, ia terus menunjukkan kapasitasnya sebagai bintang kelas dunia. Terbaru, ia terpilih jadi PFA Player of the Year 2025. Ini ketiga kalinya Salah meraih penghargaan tersebut dan belum pernah ada pemain lain yang mencatatkan prestasi serupa.
Kini, di usia kepala tiga, banyak yang penasaran bagaimana Salah mampu menjaga level permainan setinggi itu. Rahasianya ternyata bukan hanya soal teknik, tapi juga mentalitas, etos kerja, dan dukungan penuh dari timnya.
Mental Baja Jadi Fondasi
Pelatih Liverpool, Arne Slot, menilai mentalitas Salah sebagai faktor terbesar di balik konsistensinya. Menurutnya, kualitas fisik dan teknik memang penting, tetapi tanpa mental kuat mustahil bisa tampil stabil dalam jadwal padat.
Slot melihat Salah mampu mencetak gol bahkan ketika tidak sedang berada di performa terbaiknya. Hal ini menunjukkan betapa kuat mentalitas yang dimiliki penyerang asal Mesir tersebut.
“Sekarang, ada lebih banyak pemain yang bisa mencetak gol, tetapi Mo juga bisa mencetak gol jika ia tidak berada di setengah jam terbaik atau 15 menit terbaik, dan itulah mengapa mentalnya juga sangat kuat, dan Anda harus seperti itu jika ingin bermain tujuh atau delapan tahun di level tertinggi setiap tiga atau empat hari," ujarnya di Liverpoolfc.com.
"Selain kualitas (dan) fisik, Anda juga harus sangat kuat secara mental, dan saya pikir, terlepas dari semua hal lainnya, seberapa kuat mentalnya mungkin yang paling menonjol bagi saya,” sambung Slot.
Tak Pernah Puas, Selalu Ingin Tingkatkan Kemampuan
Salah tidak pernah merasa pencapaiannya sudah cukup. Ia terus mencari cara untuk berkembang, bahkan tak segan meminta masukan dari rekan setim yang lebih muda.
Sikap rendah hati ini membuatnya tetap lapar akan perbaikan. Menurutnya, stagnasi adalah musuh terbesar pemain profesional.
"Saya pikir jika para pemain berpikir, 'Oke, ia sudah mencapai potensi tertingginya,' ia akan langsung terpuruk," jelasnya melalui Liverpoolfc.com.
"Saya bertanya kepada para pemain apa yang menurut mereka bisa saya tingkatkan. Meskipun mereka lebih muda dari saya dan mungkin belum mencapai hal-hal yang telah saya capai, tetapi ini adalah bagian dari diri saya: Anda memberi tahu saya karena terkadang orang lain melihat lebih dari Anda. Saya selalu berpikir saya bisa berkembang dalam banyak hal," tambahnya.
Haus Trofi Lebih dari Gol
Meski dikenal sebagai mesin gol, Salah menegaskan bahwa target utamanya adalah trofi. Ia rela mengorbankan rekor pribadi demi meraih gelar bersama Liverpool.
Bagi Salah, kejayaan tim jauh lebih penting dibandingkan jumlah gol individu. Filosofi ini membuatnya selalu tampil all out demi The Reds.
"Saya ingin punya trofi, dan meskipun jumlahnya sedikit, saya tidak masalah. Tapi saya hanya ingin trofi yang besar," ujar Salah.
Latihan Tambahan di Luar Klub
Tak cukup dengan latihan reguler di Melwood, Salah juga rutin menambah porsi latihan sendiri di rumah. Kebiasaan ini menjadi bukti profesionalisme tinggi yang ia pegang sejak lama.
Slot mengungkapkan, ia sering melihat unggahan Salah di media sosial yang memperlihatkan sesi latihan tambahan. Hal ini membuktikan keseriusannya menjaga kondisi tubuh.
“Yang saya lihat adalah seorang profesional papan atas – bukan hanya apa yang kalian lihat di lapangan, tetapi ia datang lebih awal, berlatih sangat keras untuk tubuhnya. Terkadang saya melihat beberapa (unggahan) Instagram dan saya pikir ia juga berlatih di rumah," ungkapnya.
"Jadi, jika saya melihat seberapa banyak latihan yang ia lakukan...