Mau Bukti Hasil Budaya Konservasi, Datang Saja ke Festival Muro Satu Di Desa Kolontobo

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Mau Bukti Hasil Budaya Konservasi, Datang Saja ke Festival Muro Satu Di Desa Kolontobo Ilustrasi(MI/ALEXANDER P TAUM)

ANDA penasaran ingin melihat hasil konservasi tradisional dalam menjaga kelestarian biota laut? Datang saja ke Festival Muro yang digelar Pemerintah Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur hari ini, Sabtu (22/8/2205). Berkolaborasi dengan LSM Barakat, Festival Muro menjadi pemanis dari proses pembukaan Muro yang sudah ditutup selama 2 tahun . 

Desa Kolontobo, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, merupakan salah satu desa pesisir yang hingga saat ini masih menjaga dengan kuat tradisi pengelolaan laut berbasis kearifan lokal, yang dikenal dengan nama MURO.

"Muro bukan sekadar sistem tutup-buka laut untuk pemulihan ekosistem, melainkan sebuah tatanan adat yang menyatukan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis dalam satu kesatuan sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan," ujar Sherly Maran, Manager Program LSM Barakat yanh selama ini mengadvokasi penguatan tradisi muro dalam pola konservasi biota laut dan sekitarnya. 

Selama dua tahun terakhir, zona Muro di Desa Kolontobo telah ditutup sepenuhnya, dan tidak pernah sekalipun dibuka atau dimanfaatkan oleh masyarakat. 

Ini bukan sekadar karena aturan tertulis, melainkan karena kuatnya peran dan wibawa lembaga adat yang menjaga, mengawasi, dan memastikan bahwa seluruh warga menghormati keputusan bersama untuk memberi waktu bagi laut agar bisa pulih. 

Lembaga adat, tokoh-tokoh tua adat, dan komunitas Muro memegang kendali utama dalam menentukan waktu penutupan, durasi penjagaan, hingga prosesi pembukaan kembali wilayah Muro.

Ruang sakral

Dalam tradisi Muro setempat, penjagaan zona Muro bukanlah tugas formal yang digaji, melainkan pengabdian kolektif yang lahir dari rasa hormat kepada laut sebagai ruang hidup, dan sebagai warisan leluhur yang tidak boleh dirusak. 

Para tokoh adat menjadi penjaga moral dan hukum tak tertulis yang ditaati oleh seluruh warga desa. Ketika ada pelanggaran, proses penanganan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga melalui mekanisme adat yang bersifat memulihkan hubungan antara manusia dan alam.

Sherly menjelaskan, dalam sistem Muro, laut tidak hanya dipandang sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai ruang sakral yang menyimpan roh-roh leluhur. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap aturan Muro dianggap sebagai pelanggaran terhadap tatanan adat dan hubungan spiritual dengan alam. 

"Di sinilah peran adat menjadi sangat kuat dan menentukan. Keputusan untuk membuka atau menutup Muro hanya bisa diambil melalui musyawarah adat, dan biasanya melibatkan ritus atau ritual yang disaksikan oleh seluruh masyarakat," ujar Sherly.

Ia menjelaskan, Pendampingan dari LSM BARAKAT membantu memperkuat dokumentasi dan pemahaman tentang praktik Muro, serta menjembatani pengetahuan adat dengan pendekatan konservasi modern. Muro dihidupkan kembali bukan sebagai romantisme masa lalu, tetapi sebagai solusi masa kini terhadap kerusakan ekosistem laut dan perubahan iklim. Melalui kolaborasi antara adat, masyarakat, dan lembaga pendamping, Desa Kolontobo membuktikan bahwa pengelolaan laut yang berakar pada nilai-nilai lokal mampu menjawab tantangan zaman.

Sementara itu, Benediktus Bedil, Direktur LSM Barakat mengatakan, pembukaan kembali Muro ini menjadi momen penting, tidak hanya secara ekologis tetapi juga kultural dan politis. 

"Ia (Muro) menunjukkan kepada publik bahwa lembaga adat masih hidup dan relevan, bahkan menjadi pilar utama dalam pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan. Ini adalah bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap pengetahuan lokal, dan sekaligus seruan untuk memperkuatnya melalui dukungan formal seperti Peraturan Desa (Perdes) dan bahkan Peraturan Daerah (Perda) yang melindungi wilayah adat dan sistem pengelolaan laut berbasis komunitas," ujar Benediktus.

Dijelaskan, festival Muro bertujuan, Melaksanakan seremoni pembukaan kembali zona Muro yang telah ditutup selama 2 tahun, menguatkan kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga ekosistem laut dan pesisir, menegaskan aturan adat dalam pengambilan hasil laut secara lestari dan tidak merusak, menumbuhkan semangat kolaborasi antara masyarakat, tokoh adat, pemerintah desa, dan mitra pembangunan, selain itu, festival Muro memperkuat Kajian Ilmiah Terkait Perda Muro di Tingkat Provinsi NTT. (H-2)

Read Entire Article