Penggemar fesyen pasti tahu kalau fashion show jadi ajang bagi desainer, rumah mode, dan model untuk menunjukkan bakat mereka. Fashion show tidak pernah gagal untuk menarik perhatian publik dan media karena mengumpulkan bakat-bakat di industri fesyen dalam satu tempat. Dengan atensi sebesar itu, fashion show menjadi kesempatan bagi model untuk meningkatkan karier mereka.
Namun, model asal India, Roshni Sharma, baru-baru ini mencuri perhatian setelah mengunggah video di Instagram yang menyinggung soal bayaran model di industri fashion show. Videonya sudah ditonton lebih dari 480 ribu kali, dan banyak orang yang ikut mendiskusikan realita keras di balik dunia mode yang sering disebut-sebut glamor ini.
Dalam videonya, Roshni menuturkan bahwa saat ini para model di India mengalami semacam “krisis bayaran.” Menurutnya, banyak model yang rela menerima honor kecil hanya demi bisa tampil di panggung besar. Untuk tampil di fashion week misalnya, para model dibayar sebesar 15.000–20.000 rupee atau Rp 2,7–3,7 juta untuk satu hari atau setara dengan 3–4 shows.
Masalahnya, dengan durasi kerja mencapai 12 jam dan tuntutan fisik yang berat, angka tersebut dianggap jauh dari layak. Roshni menegaskan, seharusnya standar bayaran berada di kisaran 40.000 rupee per hari (sekitar Rp 7,4 juta), lengkap dengan fasilitas akomodasi dan transportasi.
Jika terus berlanjut, pasar model bisa jatuh
“Ketika kamu menerima pekerjaan dengan bayaran terlalu rendah, sebenarnya banyak orang lain dalam profesi ini yang ikut dirugikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika hanya satu dua orang model yang melakukannya, mungkin masih bisa ditoleransi. Tapi jika jumlahnya puluhan, maka pasar dan standar profesi model secara keseluruhan bisa jatuh.
Ladies, di era digital ketika kehidupan internet memegang peranan besar di dunia nyata, kita terbiasa mendengar istilah “dibayar pakai eksposur.” Nah, hal inilah yang jadi sorotan utama Roshni.
Menurutnya, banyak model yang akhirnya menerima bayaran rendah karena dijanjikan kesempatan untuk viral atau masuk radar brand besar. Padahal, seperti yang ia tekankan, “Reels itu nggak bisa membuat makanan tiba-tiba tersedia di meja makanmu.”
Model berhak melakukan negosiasi bayaran
Industri fashion memang menjanjikan sorotan media dan potensi popularitas. Tapi Roshni mengingatkan bahwa popularitas saja tidak cukup untuk menopang kehidupan seorang model.
“Brand yang kalian bawakan busananya bisa mendapatkan keuntungan ratusan kali lipat dari honor yang mereka bayarkan pada kalian,” pungkasnya.
Lewat pesannya, Roshni mendorong para model agar berani menegosiasikan bayaran sesuai pengalaman dan nilai kerja mereka. Terutama bagi model yang sudah sering tampil, jangan merasa insecure atau takut meminta bayaran lebih tinggi. Jika tergabung dengan agensi, ia menyarankan para model untuk selalu meminta agen menaikkan rate setiap musim.