PRESIDEN Prabowo Subianto mempersilakan awak media keluar saat berlangsung Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Agustus 2025. Momen itu terjadi ketika Menteri Keuangan akan melaporkan mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 kepada Prabowo.
Awak media mulanya diperkenankan untuk meliput Prabowo saat membuka dan memberikan arahan Sidang Kabinet Paripurna. Ketika masuk sesi pelaporan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan Prabowo mengenai kehadiran pers. Sri Mulyani mengatakan akan melaporkan Rancangan APBN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami ingin menyampaikan rancangan APBN 2026, namun karena ini adalah persiapan nota keuangan Bapak apakah pers masih ada di sini? Karena nanti bapak tanggal 15 akan menyampaikan di depan DPR," kata dia dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.
Prabowo kemudian mengucapkan terima kasih kepada awak media. Kepala Negara kemudian meminta awak media menikmati hidangan makan yang disediakan.
"Baik terima kasih sahabat-sahabat pers sudah disiapkan makanan minuman yang baik. Ngusirnya secara halus. Nggak mengusir," kata Prabowo.
Dalam sidang ini, Prabowo ingin menerima laporan dari menteri-menteri. Dia memprioritaskan laporan dari menteri koordinator.
"Kita prioritaskan tentunya para menteri sebagai leading sektor, katakan lah sebagai ketua satgas di bidang masing-masing yang prioritas, pangan, energi, pemberantasan kemiskinan, dan kelaparan, kemudian pembangunan SDM, kesehatan, perumahan," ujar Prabowo.
Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya mengatakan sejumlah menteri yang akan melakukan pemaparan di antaranya Menteri Investasi, Menteri Pertanian, Menteri ESDM, Kepala Badan Gizi Nasional, Menteri Sosial, Menko Pangan, dan selanjutnya Menteri Dikdasmen, dan Mendikti.
Sebelumnya saat menyampaikan pidato, Prabowo mengatakan pemerintah menghadapi pemain ekonomi yang ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya. Pemain ekonomi itu ingin memiskinkan Rakyat. Prabowo menyayangkan pelaku ekonomi yang hanya mengambil kekayaan untuk dirinya sendiri. Padahal, pemerintah sudah berniat baik memberikan kesempatan kepada pelaku ekonomi.
Pada kesempatan itu pula, mantan menteri pertahanan ini meyakini pangan adalah kekuatan bangsa. Sebuah bangsa yang kuat bisa mengamankan pangan untuk memberi makan rakyatnya. Dia tidak yakin bangsa bisa merdeka bila tidak swasembada pangan.
Pemerintah Indonesia, kata Prabowo, memilih jalan untuk memproduksi pangan. Karena pilihan itu, Prabowo menduga bangsa lain ingin menyerang bangsa Indonesia melalui pangan.