Pedagang Keberatan Jual-Beras SPHP Seperti Hilang, Ini Biang Keroknya

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras di pasar masih tinggi, sementara program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) justru sulit dijangkau pedagang karena aturan yang dianggap merepotkan. Sejumlah pedagang beras mengaku memilih tidak mengambil beras SPHP meski ditawarkan.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025), tak terlihat karung-karung beras SPHP terpajang di gerai pedagang. Hampir seluruh kios hanya menjajakan beras medium dan premium dengan harga yang masih tinggi, sementara beras subsidi pemerintah itu seolah "hilang dari pasaran".

Para pedagang mengaku sengaja tidak mengambil beras SPHP karena syarat penjualannya yang dinilai terlalu ribet, sehingga mereka lebih memilih menjual beras biasa meski harganya lebih mahal.

Sinta, salah seorang pedagang beras di pasar tersebut, mengatakan dirinya menolak ketika ditawari untuk menjual beras SPHP. Alasannya karena aturan yang mengikat dan tak sesuai dengan pola belanja konsumen di pasar tradisional.

"Saya nggak ngambil, kemarin sempat ditawari. Ya soalnya kan nggak boleh diecer atau dibuka karungnya, harus 5 kilo," kata Sinta kepada CNBC Indonesia.

Menurutnya, mayoritas pembeli di pasar lebih suka membeli beras dalam jumlah kecil, misalnya 1-2 liter. Aturan SPHP yang mewajibkan beras dijual langsung dalam kemasan 5 kilogram (kg) dianggap menyulitkan.

"Memang sih dia harganya murah, tapi kalau pelanggan saya nggak mampu beli langsung 5 kilo gimana? Jadi ya sudah saya pikir nggak usah ngambil saja," ujarnya.

Sinta juga menilai masyarakat masih kurang mengenal beras SPHP. "Jarang orang nanya beras gituan. Nggak tau kan orang beras gituan. Kecuali setahunya dia itu beras bantuan gitu kalau dari pemerintah," sambung dia.

Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Yadi. Ia menyebut ada banyak syarat yang harus dipenuhi jika ingin menjual beras SPHP.

"Pernah ditawari. Tapi malas ngambilnya, karena ada banyak syaratnya," kata Yadi.

Adapun banyaknya syarat yang dimaksud Yadi adalah, pedagang wajib melaporkan penjualan dengan mengirim bukti pembelian melalui aplikasi Klik SPHP. Selain itu, beras tidak boleh dibuka dari kemasan dan hanya bisa dijual per 5 kilogram.

"Itu yang beratnya di situ. Jadi kan kadang-kadang orang (pembeli) ingin nyoba. 1 liter, 2 liter dulu kan. Jarang ada yang mau satu pack begitu kan," ungkapnya.

Syarat digital melalui aplikasi Klik SPHP juga menjadi kendala. "Syaratnya juga berat sekarang, harus foto terus kirim ke klik SPHP. Kan nggak semua pedagang ngerti, dan hp nya bisa foto. Ini kayak saya saja hp nggak ada kameranya," tutur Yadi.

Akibat aturan tersebut, Yadi menyebut pedagang di pasar lebih memilih tidak mengambil SPHP meski harganya lebih murah. "Ini ada tiga toko di sini semuanya kemarin ditawari beras SPHP, tapi karena ribet dan nggak boleh dibuka, akhirnya nggak ada yang ambil," katanya.

Sementara itu, harga beras di pasaran masih belum turun. Yadi menyebut harga beras medium kini berkisar Rp13.000-Rp14.000 per liter, sedangkan premium di angka Rp14.000-Rp17.000 per liter.

"Masih belum turun dari kemarin, stabil segini saja. Soalnya stok berasnya juga sedikit kan. Pemerintah memang guyur pakai SPHP, tapi ribet persyaratannya, akhirnya pedagang jarang ada yang ambil," ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani membeberkan realisasi penyaluran beras SPHP di tingkat konsumen hingga 21 Agustus 2025 baru mencapai 230.945 ton, atau sekitar 15,40% dari target 1,5 juta ton sampai akhir tahun. Hal ini ia sampaikan saat Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8/2025).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ramai Beras SPHP 'Disunat', Begini Modusnya Menurut Dugaan Bulog

Read Entire Article