Liputan6.com, Jakarta Disney+ pertama kali hadir di Korea Selatan pada November 2021, dengan harapan bisa menjadi pesaing kuat Netflix berkat dukungan katalog konten luas dari perusahaan induknya.
Namun, hampir tiga tahun sejak peluncurannya, platform ini masih kesulitan menarik pelanggan dalam jumlah besar, sehingga harus menerapkan strategi harga yang lebih agresif.
Dikutip dari The Chosun Daily, saat ini Disney+ menawarkan paket tahunan Standard dan Premium masing-masing dengan harga 59.400 won (Rp 669 ribu) dan 83.400 won (Rp 937 ribu), yang berarti diskon sebesar 40%.
Dalam skema ini, paket Standard tersedia dengan biaya 4.950 won (Rp 56 ribu) per bulan—setengah dari harga normal 9.900 won per bulan—sementara paket Premium yang mendukung streaming 4K dengan empat perangkat simultan dikenakan biaya 6.950 won (Rp 79 ribu) per bulan.
Meskipun sudah menawarkan potongan harga, namun berdasarkan data dari Mobile Index, jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) Disney+ di Korea Selatan per Februari mencapai 2,56 juta, tertinggal jauh dari Netflix dengan 13,45 juta pengguna.
Platform ini juga kalah dari Coupang Play dan Tving yang masing-masing memiliki sekitar 6,8 juta pengguna. Sebagai perbandingan, pada September 2023, Disney+ sempat mengalami lonjakan pengguna hingga 4,3 juta MAU berkat kesuksesan serial Moving, meski peningkatan itu hanya berlangsung sementara.