Pabrik Gula Assembagoes di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Manajemen Pabrik Gula (PG) Assembagoes, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mencatat sekitar 5.000 ton gula pasir petani belum terjual ke pedagang sejak sebulan terakhir.
General Manajer PG Assembagoes Situbondo Mulyono menjelaskan gula tersebut tersimpan di gudang pabrik selama lebih dari empat periode (sekitar satu bulan).
"Karena gula pasir belum terjual ke pedagang, selama lebih dari empat periode ini kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes," ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Mulyono merinci, setiap periode atau per minggu produksi gula di pabrik sekitar 1.200 ton. Dengan demikian, total gula petani dalam empat periode yang belum terjual dan menumpuk di gudang mencapai lebih dari 5.000 ton.
Ia mengaku belum dapat memastikan penyebab belum laku terjualnya gula petani, meski dimungkinkan pasokan gula di pasaran sedang melimpah. Ada dugaan penawaran harga gula petani di bawah harga acuan pemerintah (HAP) yakni Rp 14.500 per kilogram.
"Gula petani yang belum laku ini tidak hanya di PG Assembagoes, tapi di pabrik gula lain juga sama. Informasinya, teman-teman Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) sedang berkoordinasi dengan kementerian terkait," ujarnya.
Hasan, seorang petani tebu asal Desa/Kecamatan Jangkar mengaku sejak beberapa pekan terakhir belum menerima pembayaran dari PG Assembagoes.
"Saya kurang tahu penyebabnya. Informasinya gula memang belum laku terjual," katanya.
Tahun ini, PG Assembagoes Situbondo menargetkan giling tebu sebanyak 500 ribu ton, naik dari target tahun sebelumnya sebesar 423 ribu ton.
sumber : Antara