PRESIDEN Prabowo Subianto mengatakan kemiskinan muncul karena pemimpin yang tidak cakap dan andal menjalankan negara. Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat memberikan arahan dalam acara pembekalan guru dan kepala sekolah rakyat di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Acara pembekalan ini melibatkan 2.296 guru dan 155 kepala sekolah rakyat dari seluruh Indonesia. Awalnya, Prabowo menyinggung berbagai perang fisik selama ratusan tahun pada masa penjajahan. Ia pun meminta peserta tidak melupakan sejarah karena bangsa bisa miskin dijajah dan diadu domba.
Kepala negara pun mengatakan kemiskinan terjadi karena pemimpin yang tidak mampu menghadapi penjajahan dari luar. “Kemiskinan terjadi karena pemimpin tidak paham bagaimana menjalankan negara dengan sebaik-baiknya,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Menurut Prabowo, pemimpin tersebut bisa membuat bangsa asing menguasai nusantara yang luas.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2025 berada di level 8,47 persen atau sebanyak 23,85 juta orang. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono mengatakan angka ini menurun 0,20 juta orang atau 0,10 persen poin dibandingkan September 2024 yang tercatat sebanyak 24,06 juta orang atau setara 8,57 persen.
Ateng mengatakan ada disparitas tingkat kemiskinan antara perkotaan dan pedesaan. “Pada Maret 2025, tingkat kemiskinan perkotaan sebesar 6,73 persen, sedangkan kemiskinan pedesaan sebesar 11,03 persen,” kata dia dalam jumpa pers di Kantor BPS, Jakarta, Jumat, 25 Juli 2025.
Meski demikian, persentase penduduk miskin di perkotaan tercatat naik dibandingkan pada September 2024 yang tercatat 6,66 persen. Sementara itu, persentase penduduk di pedesaan justru mengalami penurunan dari yang sebelumnya 11,34 persen pada September 2024.
Anastasya Lavenia Yudi dan Putri Safira Pitaloka berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Pro dan Kontra Tunjangan Perumahan Anggota DPR