
Kunjungan singkat Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Prancis beberapa waktu lalu menuai perhatian dari parlemen. Seorang anggota parlemen, Wan Ahmad Fayhsal Wan Ahmad Kamal, menyoroti Anwar Ibrahim yang tidak disambut pejabat tingkat tinggi saat berkunjung ke Prancis.
"1997 Tun Dr. Mahathir, 2018 Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, selang beberapa minggu 2025 Presiden Prabowo, Presiden Indonesia hadir dijemput oleh Presiden Prancis ke perarakan Hari Kebangsaan, Bastille Day. Mengapa Yang Amat Berhormat Tambun tak dijemput?" kata Ahmad Kamal dalam sidang di Dewan Rakyat pada Senin (21/7) lalu dalam bahasa Melayu.
Ahmad Kamal menyayangkan kedatangan Anwar Ibrahim hanya disambut pejabat tingkat rendah. Padahal, Anwar Ibrahim tahun ini merupakan ketua ASEAN.
"Berbanding dengan Prabowo, Presiden Prabowo mendapat sambutan daripada Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau," ujarnya.
Dia juga menyoroti liputan media atas kunjungan Anwar Ibrahim. Ia mengatakan media seperti Le Figaro, Le Monde, dan Le Parisien tidak meliput kunjungan Anwar Ibrahim di Prancis.
"Jadi apakah yang Berhormat Menteri bersetuju it was a miss opportunity untuk Wisma Putra mengangkat semula diplomasi kita ke tahap kuasa besar Prancis ini? Karena kekurangan engagement yang strategic seperti yang saya katakan tadi," lanjutnya.
Mendengar itu, Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan mengatakan kunjungan Anwar Ibrahim ke Prancis bukanlah kunjungan resmi. Meski bukan kunjungan resmi, Anwar Ibrahim tetap diberi kehormatan untuk memeriksa barisan prajurit kehormatan.
"Itu sebenarnya merupakan kunjungan singkat perdana menteri, dalam perjalanan ke Rio den Janeiro untuk menghadiri KTT BRICS di Brasil. Dari sisi kami di Wisma Putra, kami mencatat ada undangan yang sudah lama diterima dari Italia dan Prancis supaya perdana menteri dapat berkunjung, dan kami mengambil kesempatan itu untuk memasukkan persinggahan di negara-negara itu sebagai bagian dari perjalanan," kata Mohamad Hasan, dikutip dari New Straits Times, Jumat (25/7).
"Meski demikian, pertemuan itu merupakan pertemuan yang bermakna, khususnya karena ada diskusi bilateral antara Anwar dan Macron, termasuk pertemuan empat mata," lanjutnya.
Mohamad Hasan memastikan jika ke depan ada kunjungan kenegaraan penuh dan resmi di Prancis, kunjungan akan dilakukan dengan tingkat formalitas dan rasa hormat yang sama seperti kunjungan resmi kenegaraan lainnya.
"Jika ke depan kami melakukan kunjungan kenegaraan resmi ke Prancis, insyaallah saya yakin akan diterima dengan tingkat formalitas dan rasa hormat yang sama seperti kunjungan resmi kami lainnya ke berbagai negara," tuturnya.
Dalam kunjungan ke Prancis beberapa waktu lalu, Anwar Ibrahim dan Macron melakukan pertemuan dan membahas sejumlah isu terkait perdagangan, investasi, energi terbarukan, semikonduktor, pertahanan, pendidikan, ekonomi digital, dan AI.
Macron menyebut kunjungan Anwar Ibrahim itu sebagai sebuah keberhasilan karena kedua negara menghidupkan kembali kemitraan di semua sektor.
Tak hanya itu, Macron mengatakan kunjungan Anwar Ibrahim sangat berkesan karena merupakan kunjungan pejabat tinggi Malaysia untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir. Dia juga gembira bisa melihat kedua negara menandatangani penandatanganan kerja sama di berbagai sektor seperti mineral dan pembelian pesawat.