
Jelita, apa yang ada di benak kamu saat mendengar kata sukro? Camilan kacang tanah berbalut tepung ini lazimnya kita temui di rak-rak minimarket dalam kemasan modern. Namun tahukah kamu kalau sukro telah menjadi bagian dari kekayaan tradisi kuliner Nusantara, ketika hasil panen kacang tanah diolah menjadi camilan, menjadikan nilai tambah terungkit, pun lebih awet.
Sukro diyakini berasal dari kata suuk di jero, yang berasal dari bahasa Sunda yang bermakna kacang di dalam. Referensi penggunaan susu sendiri sulit ditemui karena bahan utama yang disebutkan dalam berbagai referensi hanya kacang tanah, tepung, serta aneka jenis bumbu. Terkait penggunaan tepung, sebagian menyebutkan penggunaan terigu, namun ada pula yang menyebut bahan bakunya adalah tapika.
Sebenarnya, selain dalam kemasan pabrikan, sukro juga bisa ditemui dalam format industri rumah tangga yang dikemas dengan merek lokal atau bahkan hanya dalam plastik polos di berbagai wilayah Nusantara, di pasar-pasar tradisional hingga toko oleh-oleh. Tradisi mengolah sukro memang lebih banyak ditemui di Pulau Jawa, walaupun di Pulau Sumatera, ada merek sukro lokal kebanggaan warga tanah Minang yang melegenda.
Dimasak dengan cara digoreng, kini sukro, terutama di tangan pabrikan besar, juga diolah dengan dipanggang dalam oven sehingga minim penggunaan minyak goreng. Namun, kisah tentang sukro bukan cuma soal inovasi pengolahan, namun juga korelasinya dengan petani-petani kacang tanah yang di Pulau Jawa tersebar di Jawa Tengah Rembang, Jepara, Sragen, Wonogiri, Cilacap, Karanganyar, serta tentunya Pati. Selanjutnya, di Jawa Barat yaitu di Cianjur, Indramayu, Sukabumi, Subang, Cirebon, Garut, Batang, dan Cimahi, hingga ke Jawa Timur yang tersebar di Trenggalek, Ponorogo, Tuban, Gresik, Blitar,Banyuwangi, Jember, Blitar, Jombang, Pasuruan, Nganjuk, Ngawi dan Situbondo.
Wilayah-wilayah itulah yang selama ini memasok kacang-kacang tanah buat pabrik sukro yang usianya telah melampaui lima dekade, yaitu Dua Kelinci, di Pati, Jawa Tengah. Mematuhi persyaratan soal konsistensi jumlah pasokan hingga kualitas, hasil kebun yang lolos kurasi berlanjut ke pabrik di Pati untuk kemudian dilempar ke pasar domestic juga diekspor ke 30 negara di Asia, Amerika, Eropa, Timur Tengah hingga Australia. Tentu saja bukan hanya sukro yang jadi primadona, ada pula produk berbahan kacang tanah lainnya yaitu kacang kulit hingga kacang telur.
Belum ada literatur yang menyebutkan tradisi mengolah kacang tanah dengan balutan tepung yang menghasilkan tekstur renyah, ada dalam khazanah kuliner di negara lain. Jadi, ketika sukro sukses dijual di Coles, toko kebutuhan sehari-hari di Australia, seperti dituliskan di situs Dua Kelinci, maka kini dari Pati, sukro telah membawa khazanah camilan Tanah Air ke ranah global.
Bukan cuma jadi komoditas ekspor, dari Pati, sukro juga telah menjadi bagian dari kultur wota, istilah buat menyebut para fans grup Idol Jepang. Di Indonesia, wota identic dengan JKT48, grup idol yang memiliki lokasi manggungnya sendiri yaitu di JKT48 Theater, di Jakarta.
Gracia, kapten dari JKT48 serta anggotanya, Indah, tampil di panggung bersama Sukro-Kun, sang maskot baru Sukro Oven, menggantikan Mas Sukro. Istilah kun sendiri merupakan sapaan pada anak laki-laki atau pria yang muda dalam bahasa Jepang, atau dalam beberapa konteks, untuk bawahan di tempat kerja. Istilah kun memiliki tingkat kesopanan lebih rendah daripada san, tetapi masih menunjukkan rasa hormat.
Sosok sang maskot disebut lebih berani, nyentrik, dan lebih wibu. Istilah wibu sendiri bermakna orang nonJepang yang sangat menyukai budaya Jepang, terutama anime, manga, dan video game, termasuk grup idol.
“Sukro-Kun digambarkan telah berpetualang ke Jepang untuk belajar budaya, eksplorasi kuliner, dan mencari inspirasi. Kini, ia kembali ke Tanah Air membawa semangat baru yang merepresentasikan generasi muda yang kreatif, berani, dan nggak takut beda. Sosok Sukro-Kun akan tampil di berbagai platform digital dan aktivasi, termasuk konten kolaborasi,” kata Head of Marketing PT Dua Kelinci Albert Natalius dalam jumpa media di Jakarta, Selasa (12/8).
Gracia menyatakan kolaborasi itu akan mewarnai pertunjukan reguler mereka di teater. Kini, kelompok Idol ini tampil setiap hari pukul 19 yang juga ditayangkan secara hibrid. Pada 1 Mei 2025, JKT48 memiliki total 57 anggota, termasuk 35 anggota tetap dan 22 trainee. (X-8)