Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap campak. Imbauan ini muncul setelah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ditetapkan sebagai wilayah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.
Dalam tujuh bulan terakhir terdapat 2.035 kasus suspek campak dan 17 orang diantaranya meninggal dunia di Kabupaten Sumenep. Kasus campak ini tersebar di 26 kecamatan.
Terkait ini, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, mengimbau masyarakat terutama di wilayah yang tengah tinggi kasus untuk segera ke fasilitas layanan kesehatan bila mendapatkan ruam campak.
"Jika terdapat ruam campak pantau kondisi penderita dan segera ke fasyankes seperti ke dokter, puskesmas, klinik atau rumah sakit terdekat," kata Aji dalam pesan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
Lalu, bila ada yang positif terinfeksi campak maka lakukan isolasi sementara waktu. Minta anak untuk berada di rumah alias tidak masuk sekolah dan tidak ikut kegiatan ramai untuk mencegah penularan seperti pesan Aji.
Lengkapi Imunisasi dan Jaga Kebersihan Lingkungan
Selain itu ini imbauan lain Kemenkes untuk mencegah penularan campak seperti disampaikan Aji:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rajin cuci tangan dengan sabun, gunakan masker untuk mencegah penularan, dan pastikan ventilasi rumah baik.
- Mencukupi kebutuhan gizi dan cairan anak, berikan makanan bergizi seimbang dan cukup minum agar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Melengkapi imunisasi bagi yang belum lengkap status imunisasinya atau tidak pernah imunisasi sama sekali.
- Tidak mudah percaya hoaks tentang imunisasi dan obat alternatif, selalu rujuk ke informasi resmi dari Kemenkes, Dinkes, atau tenaga kesehatan/medis.
Penyebab KLB Campak Menurut Kemenkes
Aji menjelaskan beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya KLB campak di Sumenep. Ia mengatakan bahwa pada kasus kematian yakni 17 orang periode Februari hingga Agustus 2025, mayoritas tidak mendapatkan imunisasi.
"Sebagian besar kasus kematian terjadi pada anak yang tidak pernah diimunisasi. Ini menunjukkan betapa pentingnya imunisasi sebagai perlindungan dasar," kata Aji dalam keterangan tertulis.
Lalu, ramai hoaks terkait vaksin membuat orangtua ragu. Kemudian, ia mengatakn soal daya tular campak yang sangat tinggi karena virus menyebar melalui udara ketika penderita batuk atau bersin, terutama di lingkungan padat dan rumah dengan ventilasi buruk.
Keempat, faktor gizi dan kerentanan campak menjangkit balita. Mengingat lebih dari separuh kasus di Sumenep menyerang balita.
Kelima, adanya keterlambatan deteksi, sehingga ditemukan banyak orang tua yang membawa anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) setelah kondisi parah. Hal ini memperbesar risiko penularan ke orang lain.
Imunisasi Massal Campak Bakal Digelar 25 Agustus - 12 September 2025
Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah campak di Sumenep, Jawa Timur telah menyebabkan 17 orang meninggal dalam tujuh bulan terakhir serta menginfeksi sekitar 2 ribuan orang. Merespons kejadian ini, imunisasi massal atau outbreak response immunization (ORI) bakal digelar mulai 25 Agustus 2025.
"ORI akan dilaksanakan pada 25 Agustus-12 September 2025 yang menyasar anak usia 9 bulan - 6 tahun," tutur Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman pada Sabtu, 23 Agustus 2025 kepada Health Liputan6.com.
Aji menuturkan bahwa Kemenkes sudah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Sumenep dan mitra untuk penangangan bersama.
Termasuk, Kemenkes mendampingi dinas kesehatan setempat dalam melakukan survei cepat untuk menentukan target sasaran imunisasi massal campak.
"Dinkes dan fasyankes memastikan ketersediaan vaksin dan logistiknya serta melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk campak," kata Aji.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa 9.825 botol vaksin MR atau Measles and Rubella dari Kementerian Kesehatan sudah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Sumenep seperti mengutip News Liputan6.com.
Apa Itu Campak?
Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak (morbillivirus). Jika dilihat sekilas bentuknya mirip dengan virus Corona seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan Profesor Dr dr Hartono Gunardi.
Lebih lanjut, Prof Hartono mengatakan bahwa virus penyebab campak sangat menular. Bila ada satu anak yang terkena campak maka bisa menularkan ke 12-18 anak lainnya.
"Ini sangat menular dibandingkan batuk seratus hari atau pertusis, rubella atau polio," kata Prof Hartono.
Virus campak bisa menular lewat udara (airborne). Pada saat seseorang yang sakit campak batuk atau bersin maka memiliki kecepatan 75 mil per jam.
"Sangat cepat sekali, jadi sangat menularkan ke banyak penduduk," kata Prof Hartono