Imad al-Masri, pengungsi Palestina berusia empat belas tahun, mengingat bagaimana ia biasa menghabiskan Idul Adha sebelum perang di Gaza, pergi ke vila, taman, dan pantai. Kini, ia harus mengalami kenyataan yang pahit. Foto: Mahmoud Issa/REUTERS"sekarang tidak ada hadiah Idul Fitri, kami menunggu dan tidak ada hadiah Idul Fitri, (yang ada) pemogokan, para martir," katanya. Foto: Mahmoud Issa/REUTERS"Tidak ada restoran, taman, atau pantai," tambahnya. Foto: Mahmoud Issa/REUTERSKini, anak-anak di Kota Gaza menikmati liburan Idul Adha dengan bermain ayunan, trampolin, dan speed spinner. Itu pun bermain di tengah reruntuhan bangunan yang hancur imbas serangan Israel. Foto: Mahmoud Issa/REUTERS
Imad al-Masri, pengungsi Palestina berusia empat belas tahun, mengingat bagaimana ia biasa menghabiskan Idul Adha sebelum perang di Gaza, pergi ke vila, taman, dan pantai. Kini, ia harus mengalami kenyataan yang pahit.
"sekarang tidak ada hadiah Idul Fitri, kami menunggu dan tidak ada hadiah Idul Fitri, (yang ada) pemogokan, para martir," katanya.
"Tidak ada restoran, taman, atau pantai," tambahnya.
Kini, anak-anak di Kota Gaza menikmati liburan Idul Adha dengan bermain ayunan, trampolin, dan speed spinner. Itu pun bermain di tengah reruntuhan bangunan yang hancur imbas serangan Israel.
Serangan Israel ke wilayah Gaza telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, dan menghancurkan sebagian besar daerah kantong pantai yang padat itu menjadi puing-puing.
Anak-anak Palestina bermain trampolin selama liburan Idul Adha, di Kota Gaza. Foto: Mahmoud Issa/REUTERS