Presiden Prancis Emmanuel Macron akan segera mencari pengganti Francois Bayrou, perdana menteri berhaluan kanan-tengah yang tak lolos mosi tak percaya. Bayrou digulingkan oleh partai oposisi atas rencana pengetatan anggaran yang tidak populer.
Dikutip dari Reuters, Selasa (9/9), Bayrou kalah 364-194 suara dalam mosi tak percaya parlemen yang dilakukan pada Senin (8/9) kemarin. Bayrou menjadi perdana menteri kurang dari satu tahun.
Siapa pun yang nanti akan dipilih Macron menggantikan Bayrou akan menghadapi tugas yang hampir mustahil untuk menyatukan parlemen dan mencari cara agar anggaran tahun depan dapat disahkan.
Salah satu nama yang beredar yang dipertimbangkan jadi PM selanjutnya adalah Menteri Pertahanan Sebastien Lecornu. Pilihan lainnya adalah tokoh berhaluan kiri-tengah atau seorang teknokrat.
Tidak ada aturan yang mengatur siapa yang harus Macron pilih dan seberapa cepat Macron harus memilih PM baru. Namun, kantor kepresidenan mengatakan Macron akan menunjuk PM pilihannya dalam beberapa hari ke depan.
"Saya ingin yang menang adalah kubu kiri, kubu hijau. Kami perlu mengeklaim kekuasaan," kata Ketua Partai Sosialis, Olivier Faure, saat diwawancarai radio France Inter.
Sementara Partai National Rally yang berhaluan kanan ekstrem kembali menyerukan pemilihan parlemen atau pemilihan presiden yang ditolak oleh Macron. Keputusan Macron mengadakan pemilihan parlemen tahun lalu justru menghasilkan parlemen yang terpecah.
Reaksi pasar relatif tenang di awal perdagangan hari ini. Ujian berikutnya adalah keputusan Fitch (perusahaan jasa keuangan) tentang peringkat utang Prancis pada Jumat (12/9) mendatang.