Keluarga dari Andika Lutfi Falah (16), pelajar yang meninggal dunia usai mengalami luka berat di bagian kepala dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, sudah ikhlas dengan kepergian sang putra.
"Saya sudah ikhlas, ini musibah," kata ibu korban, Sofiatun, Selasa, (2/9).
Kepala Dinas Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Tangerang, Asep Suherman, mengatakan kematian Andika tidak masuk dalam aduan terkait dugaan kekerasan.
"Kondisi yang dialami anak kita tidak masuk aduan, seperti kasus kekerasan lainnya. Tapi, tadi kita konfirmasi ke keluarga, pihak keluarga sudah ikhlas, dan tidak ingin memperpanjang," ujarnya terpisah.
Asep berharap peristiwa yang dialami Andika tidak terulang lagi. Terlebih saat ini demonstrasi masih terjadi di sejumlah daerah. Dia berharap pelajar di Tangerang tak terlibat aksi kericuhan.
"Harapan saya ini tidak terulang lagi kejadian seperti ini sama anak-anak di bawah umur, anak-anak sekolah, saya mengharapkan forum anak juga aktif, berikan imbauan agar anak yang usia belajar fokus belajar lah, fokus sekolah jangan sampai hal yang menimpa adik Andika terjadi lagi, saya berharap pengawasan dari sekolah, orang tua lebih ditingkatkan lagi supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Pengelolaan Data Gender dan Pemenuhan Hak Anak, Farid, nantinya akan mengintensifkan sosialisasi mengenai kekerasan terhadap anak.
"Kami melalui forum anak akan diimbau juga, agar jam sekolah anak harus ada di lingkungan sekolah belajar yang baik," ungkapnya.
Demonstrasi merupakan hak warga negara dalam berdemokrasi. Untuk kepentingan bersama, sebaiknya demonstrasi dilakukan secara damai tanpa aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.