London (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Harris, Senin (11/8), menyatakan "kekhawatiran mendalam" atas bencana kemanusiaan dan "aksi genosida" di Jalur Gaza, dan menegaskan kembali tuntutan Irlandia untuk menangguhkan Perjanjian Asosiasi Uni Eropa-Israel.
Harris menuntut "upaya mendesak" untuk mengamankan gencatan senjata, meningkatkan bantuan kemanusiaan, dan pembebasan sandera di Gaza, tetapi menambahkan bahwa Israel justru "bergerak ke arah yang berlawanan."
"Jika Israel melanjutkan rencana pendudukannya di Kota Gaza, itu akan berarti lebih banyak pertumpahan darah, lebih banyak korban jiwa, lebih banyak kelaparan, dan semakin jauhnya harapan perdamaian. Rencana terbaru ini tidak boleh dilanjutkan," tegasnya.
Sebelumnya pada Jumat (8/8), kabinet keamanan Israel menyetujui rencana pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza, yang memicu reaksi keras internasional dari pemerintah dan badan-badan hak asasi manusia.
Pernyataan Harris menyusul konferensi video informal para menteri luar negeri Uni Eropa yang membahas perkembangan menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di negara bagian Alaska, AS, pada Jumat.
Serangan Israel dan situasi kemanusiaan yang melumpuhkan di Gaza menjadi agenda para menteri luar negeri dalam pertemuan informal pada Senin (11/8).
Harris mengatakan Komisi Eropa perlu mengajukan tindakan konkret yang dapat diambil Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel agar mengubah arah.
"Sangat jelas bahwa Israel melanggar Pasal 2 Perjanjian Asosiasi dan sangat penting bahwa, pada pertemuan Urusan Luar Negeri kita berikutnya, tindakan konkret diambil dan serangkaian opsi diajukan," ujarnya.
"Irlandia berpandangan tegas bahwa Perjanjian Asosiasi harus ditangguhkan sambil menunggu penghentian semua kekerasan. Kita harus mengambil tindakan konkret, bukan hanya mengeluarkan pernyataan kecaman," tambahnya.
Israel menghadapi kecaman yang semakin meningkat atas perang genosida di Gaza, di mana mereka telah menewaskan hampir 61.500 korban sejak Oktober 2023. Kampanye militer telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang menghadapi kematian akibat kelaparan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Irlandia: Blokade Gaza tidak manusiawi, Israel harus buka akses
Baca juga: Situasi di Tepi Barat memburuk, Irlandia desak kepedulian dunia
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.