REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, –
Perusahaan teknologi pertanian Koltiva, yang berasal dari Indonesia, menjalin kemitraan strategis dengan GT Rubber Thailand untuk memastikan rantai pasok karet bebas dari deforestasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempertahankan akses ke pasar internasional dengan menerapkan sistem berbasis data yang dapat diverifikasi.
Perusahaan asal RI bantu Thailand jamin karet bebas deforestasi
“Untuk tetap dapat mengakses pasar internasional, kita harus melakukan hal nyata dan mulai membangun sistem yang menghasilkan data lapangan yang dapat diverifikasi dan ditindaklanjuti,” ujar Manfred Borer, CEO dan Co-Founder Koltiva, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dalam kerja sama ini, GT Rubber mengadopsi sistem digital Koltiva untuk memverifikasi legalitas lahan, menilai risiko deforestasi, dan menghubungkan data dari tingkat petani langsung ke transaksi pasok. Langkah ini diambil untuk memastikan rantai pasok karet memenuhi regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Sistem ini memungkinkan pemantauan waktu nyata dan deteksi risiko dini, serta persiapan integrasi dengan EU Information System (EUIS) yang mengharuskan pelaporan geolokasi dan due diligence mendalam. Hingga kini, 15.000 lahan karet di Thailand telah dipetakan dalam bentuk poligon dan 4.500 petani diverifikasi melalui analisis geospasial, pemeriksaan hak lahan, dan penilaian risiko deforestasi.
Seluruh data tersebut terhubung ke Sistem Informasi Manajemen (MIS) terpusat guna mendukung pelacakan rinci dan meningkatkan transparansi rantai pasok. “Bagi pelaku usaha, kemampuan untuk menunjukkan ketertelusuran hingga ke tingkat petani kini menjadi bagian penting dari ketahanan jangka panjang. Ini bukan sekadar soal mematuhi aturan hari ini, tapi memastikan rantai pasok kita mampu beradaptasi dengan ekspektasi masa depan,” tambah Manfred.
Selain pemetaan lahan, kemitraan ini juga memberikan pelatihan kepada sekitar 200 mitra rantai pasok. Pelatihan ini menggabungkan literasi regulasi dengan penerapan praktis di lapangan, dilengkapi dengan panduan langsung serta evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan untuk mengukur pemahaman mereka terhadap EUDR dan praktik ketertelusuran.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membangun sistem menyeluruh yang mampu merekam, memverifikasi, dan memantau produksi karet dari petani kecil hingga tahap ekspor.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara