Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan kemitraan dengan Republik Indonesia (RI) semakin dibutuhkan di tengah dunia yang penuh tantangan besar.
“Sebagai Menteri Luar Negeri Jerman, kunjungan ke Indonesia dalam perjalanan ini sangat penting bagi saya. Sebab, Indonesia adalah mitra yang semakin dibutuhkan oleh Jerman dan Eropa di tengah dunia yang penuh tantangan besar,” kata Menlu Wadephul dalam acara diskusi publik di Jakarta, Rabu.
Sebelum menghadiri acara diskusi, Menlu Wadephul terlebih dulu menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Sugiono di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI. Kedua menteri tersebut membahas penguatan kerja sama ekonomi, keamanan, serta mempererat hubungan strategis dengan Indo-Pasifik.
Selanjutnya, pada diskusi publik itu, ia menuturkan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang dinamis dan aktor politik yang aktif, baik di kawasan regional maupun di panggung global, yang ditunjukkan melalui kemegahan gedung baru Kedutaan Besar Indonesia di Berlin serta Paviliun Indonesia di World Expo Osaka, Jepang.
Ia juga mengatakan Indonesia sebagai negara demokrasi yang dinamis dengan populasi Muslim terbesar di dunia, serta sebuah negara modern yang memadukan sejarah panjang dan warisan budaya yang kaya dengan teknologi tinggi dan keterbukaan.
“Sebuah negara yang meyakini bahwa seribu teman masih terlalu sedikit, sementara satu musuh sudah terlalu banyak. Hari ini saya mendapat kehormatan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Bapak Sugiono, untuk membahas situasi global dan hubungan bilateral kita,” ujarnya.
Wadephul menekankan bahwa kunjungannya ke Indonesia — negara di Asia Tenggara yang pertama ia kunjungi sejak dilantik pada awal Mei 2025 — bertujuan untuk memperdalam kemitraan antara kedua negara.
Menurut dia, Bangsa Indonesia dan Jerman memiliki tujuan yang sama, yakni meraih kebebasan, keamanan, dan kemakmuran melalui kemitraan dengan negara-negara lain, di tengah munculnya berbagai tantangan baru.
Ia mengatakan saat ini negara-negara di Eropa dan Asia, menghadapi situasi di mana penghormatan terhadap hukum internasional semakin memudar, serta munculnya retorika dan tindakan imperialis dari kekuatan-kekuatan tertentu.
Lebih lanjut ia menuturkan dunia juga sedang menghadapi konflik militer yang menghambat jalur perdagangan, kampanye disinformasi yang disponsori negara, serta risiko yang muncul akibat inovasi teknologi, hingga dampak perubahan iklim yang semakin membahayakan.
“Saya yakin bahwa jawaban kita bersama atas tantangan-tantangan ini adalah komitmen yang teguh untuk terus berinvestasi dalam kemitraan kita. Karena kita hanya akan kuat dan hanya bisa maju, jika kita berdiri bersama,” ujar Wadephul.
Dalam kunjungan kerjanya ke Indonesia, Wadephul juga dijadwalkan bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Baca juga: Indonesia berangkatkan 329 tenaga kesehatan ke Jerman
Baca juga: Seskab Teddy dan Dubes Ina Lepel diskusi hubungan Indonesia-Jerman
Baca juga: Jerman dan Jepang ambil peran kunci dalam transisi energi Indonesia
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.