Pemerintah Alokasikan 9,5 Juta Ton Pupuk Subsidi pada 2026, Anggaran Rp 46 T

Pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi untuk pertanian sebesar 9,5 juta ton dan khusus sektor perikanan 259 ribu ton pada tahun 2026, dengan total anggaran Rp 46 triliun.

Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, harga pupuk sepanjang tahun 2025 mencetak harga terendah sepanjang sejarah, yakni turun hingga 20 persen.

"Nah, tahun depan kita cadangkan ada tetap 9,5 juta cadangan untuk pertanian dan tadi juga dari perikanan 259 ribu ton ya, dengan total kira-kira plafon anggaran Rp 46 triliun," jelasnya usai Rapat Koordinasi Terbatas SPHP Jagung, Selasa (2/12).

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026, Presiden Prabowo Subianto mengalokasikan subsidi pupuk sebesar Rp 46,874 triliun. Angka ini lebih tinggi Rp 2,71 triliun bila dibandingkan dengan outlook tahun 2025 sebesar Rp 44,15 triliun.

Dalam buku Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun 2026, subsidi pupuk tersebut termasuk dalam anggaran subsidi nonenergi yang ditetapkan sebesar Rp 108,825 triliun, lebih tinggi Rp 4,57 triliun bila dibandingkan dengan outlook tahun 2025.

Rencananya, pemerintah akan terus mengoptimalkan penyempurnaan kebijakan subsidi pupuk, meliputi peningkatan ketepatan sasaran penerima pupuk bersubsidi melalui verifikasi dan validasi data petani penerima, melakukan pemadanan data penerima pupuk bersubsidi dengan data lain seperti dukcapil, sensus pertanian, regsosek, dan sejenisnya. Selain itu, subsidi pupuk diberikan kepada komoditas prioritas.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan sebanyak 1,2 juta ton pupuk subsidi untuk memastikan ketersediaan stok menghadapi musim tanam pada Oktober 2025 hingga Maret 2026.

Jumlah tersebut setara dengan sekitar 259 persen dari ketentuan minimum stok yang dipersyaratkan pemerintah. Selain itu, terdapat 480 ribu ton pupuk non-subsidi yang disiapkan untuk mendukung kebutuhan petani di luar alokasi subsidi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan siap melakukan revitalisasi pabrik pupuk untuk menyediakan pupuk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Upaya ini merupakan tindak lanjut dari arahan yang diberikan oleh Presiden Prabowo.

“Revitalisasi pabrik pupuk akan kami dorong agar produksi lebih efisien, pasokan lebih stabil, dan harga lebih terjangkau bagi petani. Ini sejalan dengan semangat besar pemerintah untuk mencapai swasembada pangan,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/10).