
PROGRAM Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dianggap mampu menjaga ketersediaan sekaligus mengendalikan harga beras di pasar. Sejak Juli hingga akhir 2025, pemerintah menargetkan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 1,3 juta ton.
"Presiden bicara cukup lama tentang bagaimana kita mengelola ketahanan pangan. Yang teman-teman lihat ini adalah bagian dari proses bagaimana Presiden membenahi sistem dari hulu sampai hilir. Intinya bagaimana beras ada tersedia bagi masyarakat, karena itu bagian terpenting dari ketahanan pangan," ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Prita Laura dikutip dari siaran pers, Rabu (20/8).
Hal itu ia sampaikan saat mendampingi Mendagri Muhammad Tito Karnavian, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, serta Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani meninjau Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten.
Prita menuturkan, pemerintah terus merapikan sistem distribusi dengan dukungan aplikasi SPHP untuk pedagang, sekaligus memperkuat pengawasan agar tidak ada oknum yang mengganggu pasokan. "Ada yang nakal-nakal pasti akan dibereskan. Aplikasi SPHP ini juga bagian untuk memudahkan pengawasan," tuturnya.
Mendagri Tito Karnavian dalam kesempatan itu menyebut harga beras masih dalam kondisi terkendali. "Harga beras relatif stabil. Tapi tadi mereka (pedagang) menyampaikan salah satu yang membuat stabil, adanya intervensi beras SPHP yang berasal dari Bulog," terangnya.
Ia menyebut harga beras SPHP di pasar maupun minimarket dijual Rp12.000 per kilogram atau Rp60.000 per paket 5 kilogram. Angka tersebut lebih rendah dibanding harga eceran tertinggi (HET) Banten, yakni Rp12.500 per kilogram.
Tito menyampaikan apresiasinya kepada pedagang yang menjual di bawah HET serta kepada Bulog dan Bapanas yang bergerak cepat menjaga pasokan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa intervensi SPHP telah menurunkan harga beras di berbagai wilayah. "Intervensi beras SPHP di pasaran terbukti efektif menjaga stabilitas. Sinergi pemerintah pusat, daerah, hingga jaringan distribusi, harga beras mulai turun di berbagai wilayah," kata dia.
Menurut data, penyaluran harian beras SPHP pada Selasa (19/8) telah mencapai lebih dari 6.000 ton. Sejak awal distribusi Juli lalu, total penyaluran telah menembus 45 ribu ton di seluruh Indonesia. Dukungan TNI, Polri, Pemda, BUMN, pedagang, hingga Rumah Pangan Kita (RPK) disebut menjadi faktor penting kelancaran distribusi ini.
Dirut Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan pihaknya siap mendukung program stabilisasi pangan nasional. "Kami berterima kasih atas support luar biasa dari berbagai pihak, terutama para pedagang, yang terus masif menyalurkan beras SPHP. Hasilnya, harga beras semakin stabil," ungkapnya.
Pemantauan serupa akan terus dilakukan pemerintah di sejumlah daerah lain, tidak hanya di Banten tetapi juga di beberapa kota di Sumatra, Kalimantan, hingga kawasan Timur Indonesia. (Mir/E-1)