
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat. Namun, bagaimana dampaknya bagi kesehatan jika keduanya dikonsumsi bersamaan.
Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Reisi Nurdiani menjelaskan secara umum, konsumsi singkong rebus dengan kopi tergolong aman bagi sebagian besar orang sehat selama dikonsumsi dalam jumlah wajar.
"Singkong rebus adalah sumber karbohidrat kompleks yang memberi energi bertahap serta mengandung serat dan beberapa mineral. Sementara, kopi memiliki kandungan kafein yang memiliki efek stimulan ringan dan bisa membantu meningkatkan kewaspadaan," kata Reisi dikutip dari laman IPB University, Kamis (24/7).
Namun, ia melanjutkan, kombinasi ini tetap menyisakan beberapa catatan penting, terutama terkait keamanan konsumsi, pencernaan, dan penyerapan zat gizi. Reisi mengatakan bahwa pemrosesan singkong yang tepat sangat krusial. Sebab, singkong mengandung linamarin (glikosida sianogenik), senyawa antigizi yang dapat berubah menjadi sianida.
“Jika dimasak dan diolah dengan benar, senyawa antigizi tersebut dapat hilang dan singkong menjadi aman untuk dikonsumsi," ujar dia.
Dari sisi kandungan gizinya, 100 gram singkong rebus mengandung sekitar 153 kkal energi; 36,4 gram karbohidrat; 1,3 gram serat; serta sejumlah kecil vitamin C dan vitamin B. Di sisi lain, kopi tanpa tambahan gula dan susu hampir tidak mengandung kalori, tetapi mengandung kafein dan polifenol seperti asam klorogenat yang bersifat antioksidan.
Lebih lanjut, Reisi menjelaskan bahwa tidak terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan kombinasi singkong dan kopi dapat menyebabkan reaksi toksik. Namun, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu potensi gangguan penyerapan zat besi dan efek terhadap pencernaan.
"Kandungan polifenol dan kafein dalam kopi dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi," jelasnya.
Selain itu, singkong yang tinggi pati dan serat, bila dikombinasikan dengan kopi yang bersifat merangsang saluran cerna, dapat menyebabkan rasa penuh atau kembung, terutama pada orang dengan sensitivitas lambung.
Sehingga bagi orang sehat, kombinasi ini aman jika dikonsumsi sesekali dalam jumlah sedang. Namun, hal tersebut tidak disarankan bagi individu yang sedang mengandalkan asupan zat besi non-heme atau yang memiliki gangguan lambung seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Terkait pengaruh kafein terhadap metabolisme, Reisi menjelaskan bahwa kafein dapat meningkatkan pelepasan hormon epinefrin (adrenalin), yang dapat menurunkan sensitivitas insulin sementara. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah naik sedikit lebih tinggi atau turun lebih lambat.
Meski begitu, efek ini dinilai relatif ringan bagi orang sehat yang tidak memiliki sensitivitas terhadap kafein. Jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya 1–2 cangkir kopi per hari tanpa gula berlebih, efeknya pada metabolisme cenderung tidak signifikan.
"Untuk diet yang lebih seimbang, konsumsi singkong rebus dan kopi sebaiknya juga disertai dengan sumber protein atau sayuran. Hindari juga menambahkan gula berlebihan dalam kopi saat dikonsumsi bersama makanan tinggi karbohidrat seperti singkong," pungkasnya.