HiPontianak - Ratusan warga dari berbagai dusun di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, bergabung dengan para petani arang, berunjuk rasa di Kantor Desa Batu Ampar. Mereka mendesak kejelasan bahan baku pembuatan arang bakau.
“Kami mempertanyakan tentang legalitas, tentunya memang mengacu pada hasil para petani arang. Saat ini ekonomi di Desa Batu Ampar terhenti. Maka dari itu, kami meminta agar segera ditindaklanjuti, sebelum kami melakukan aksi yang lebih besar lagi. Sebab ini dampaknya jelas pada ekonomi, karena banyak anak-anak yang berharap kepada orang tuanya, yang mendapat penghasilan dari arang bakau tersebut,” tegas Kiki Koordinator Aksi di Kantor Desa Batu Ampar, Senin 7 Juli 2025.
Dalam aksi tersebut, ada 10 poin yang disampaikan, salah satunya agar negara dapat hadir untuk membentuk tim lintas sektoral, agar segera menyelesaikan polemik legalitas petani arang. “Karena ini menyangkut kurang lebih 3.000 jiwa yang bergantung pada arang bakau tersebut,“ tambahnya.
Sementara itu Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Batu Ampar, Syarif Rusli, mengatakan pihaknya telah menerima keluhan yang disampaikan oleh masyarakat. Ia meminta agar masalah ini dapat didengar oleh pemerintah.
“Kami dari BPD, memang tugas kami, menampung aspirasi masyarakat. Aksi damai masyarakat ini hanya memohon kehadiran pemerintah, untuk menyampaikan ke pihak terkait, menyikapi dan memberikan solusi kelangsungan dari petani arang ini,” ucapnya.
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) sebelumnya sudah pernah diajukan oleh masyarakat, namun ditolak. Tapi tidak membuat masyarakat berputus asa. Pengajuan HTR akan dilakukan kembali.
“Untuk HTR sudah kami sampaikan, dan kami sudah membentuk kelompok tani hutan. Saat ini kami juga kebingungan, kami juga meminta rekomendasi dan belum disetujui. Tapi kami tidak putus asa. Insya Allah akan kami coba lagi, kalau bisa langsung ke Kementerian Kehutanan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Batu Ampar, Herry Prawiranto, akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat ini. “Menindaklanjuti aksi damai ini, kami berharap penuh, agar pembahasan ini tidak hanya sampai ke tingkat desa, tapi juga nanti akan kami sampaikan ke pihak kabupaten maupun provinsi, bahkan ke pusat. Masyarakat Desa Batu Ampar ini memang tergantung kepada arang bakau tersebut. Ke depan akan adanya upaya audiensi,” pungkasnya.