Jadi intinya...
- Film The Long Walk tayang 10 September 2025 di bioskop.
- Diadaptasi dari novel Stephen King, film ini bergenre horor distopia.
- Dibintangi oleh Cooper Hoffman dan Mark Hamill sebagai The Major.
Liputan6.com, Jakarta Pada 10 September 2025, hari ini, film The Long Walk resmi tayang di bioskop Indonesia. Film ini menyajikan distopia penuh tekanan dalam sebuah kompetisi jalan kaki, di mana terjadi teror mematikan jika peserta tidak mampu menjalankannya.
Disutradarai oleh Francis Lawrence, yang juga penggarap seri The Hunger Games, film ini memadukan horor, ketegangan psikologis, dan drama kemanusiaan yang mendalam. Dengan alur brutal namun emosional, The Long Walk lebih dari sekadar thriller biasa yang layak Anda tonton.
Dibintangi oleh Cooper Hoffman, David Jonsson, dan Mark Hamill, film ini mengisahkan perjuangan bertahan hidup sekelompok remaja dalam rezim otoriter. Apa yang sebenarnya terjadi di balik “jalan panjang” ini? Berikut pembahasannya, dirangkum Liputan6, Rabu (10/9).
Angkat Kisah Rezim Pemerintah Otoriter yang Mengadakan Kompetisi Mematikan
Dirujuk dari situs resmi thelongwalk.movie, film ini berlatar di Amerika Serikat versi distopia, di mana pemerintahan totaliter mengendalikan warganya dengan cara brutal. Salah satu bentuk pengendaliannya adalah kompetisi tahunan mematikan bernama The Long Walk.
Sesuai namanya, kompetisi ini dilakukan dengan berjalan di kecepatan tertentu dengan jarak yang tidak ada batasnya. Jika gagal dan tidak sesuai ketentuan, akan ada eksekusi brutal dari rezim melalui tentara yang sudah disiagakan.
"THE LONG WALK, an intense, chilling, and emotional thriller that challenges audiences to confront a haunting question: how far could you go? (THE LONG WALK, sebuah film thriller yang intens, menegangkan, dan emosional yang menantang penonton untuk menghadapi pertanyaan yang menghantui: seberapa jauh Anda bisa melangkah?)," tulis keterangan di situs resmi film tersebut.
Siap-Siap Dieksekusi Jika Gagal Dalam Kompetisi Berjalan Jauh
Kompetisi ini bukan sekadar ajang olahraga dan mengajak para peserta yang seluruhnya remaja laki-laki untuk dipaksa berjalan tanpa henti dengan kecepatan minimal 4,8 km/jam. Jika melambat lebih dari tiga kali, mereka akan dieksekusi di tempat oleh tentara bersenjata. Tidak ada garis akhir dalam The Long Walk. Satu-satunya cara untuk menang adalah menjadi orang terakhir yang masih berjalan. Artinya, semua peserta lainnya harus mati, entah karena kelelahan atau karena dieksekusi.
Setiap pelanggaran kecepatan atau berhenti terlalu lama langsung diberi “peringatan”. Setelah tiga kali, peringatan keempat menjadi vonis mati. Hal ini membuat seluruh kontestan hidup dalam tekanan ekstrem setiap detiknya. Ray Garraty, tokoh utama yang diperankan oleh Cooper Hoffman, awalnya mengikuti kompetisi ini dengan harapan. Namun seiring waktu, ia menyadari bahwa ini bukan hanya lomba, melainkan uji kemanusiaan paling mengerikan yang pernah ada.
Usut punya usut, cara ini dilakukan rezim sebagai alat hiburan massal dan kontrol populasi. Penonton yang hadir di lokasi hanya bisa menyaksikan tanpa bisa membantu, sementara peserta mempertaruhkan nyawa demi kemenangan yang belum tentu membebaskan mereka dari sistem.
Sudah Direncanakan Sejak 1988, Tapi Dinilai Terlalu Brutal untuk Difilmkan
Adaptasi The Long Walk sendiri sebelumnya telah direncanakan sejak 1988, dengan sutradara legendaris George A. Romero pernah dikaitkan dengan proyek ini. Namun, kisahnya yang sangat kejam membuat proyek tersebut terus tertunda selama puluhan tahun.
Baru pada 2023, Lionsgate mengumumkan secara resmi produksi film ini, dengan Francis Lawrence sebagai sutradara dan JT Mollner sebagai penulis skenario. Lawrence dikenal sukses menyutradarai film-film bertema survival dan distopia. Wacana film ini kemudian kembali digaungkan pada 2007 silam, dan diwacanakan untuk dibuat dengan anggaran rendah.
Ada ujaran dari para pembuat film ini ketika itu, yakni The Long Walk akan menjadi film yang aneh, eksistensial, dan sangat terkendali. Ini karena setiap adegan diambil dengan pendekatan emosional dan tragis sehingga menguatkan atensi penonton kelak.
Diadaptasi dari Novel Stephen King yang Ditulis dengan Nama Samaran
Dirujuk dari KapanLagi, film The Long Walk sendiri diadaptasi dari novel The Long Walk yang ditulis oleh Stephen King pada tahun 1979 dengan nama pena Richard Bachman. Ini adalah karya awal King yang jauh lebih gelap dan eksistensial dibanding novel-novel horor mainstream-nya.
Kisah ini tidak hanya membahas ketegangan fisik, tetapi juga kondisi mental dan moral peserta yang terlibat. Motivasi pribadi mereka perlahan terbuka, membuat penonton menyaksikan perlahan-lahan runtuhnya jiwa manusia di hadapan sistem yang bengis.
Dalam versi film, pendekatan sinematik dilakukan dengan sangat kuat. Musik dari Jeremiah Fraites dan sinematografi Jo Willems memperdalam pengalaman emosional dan psikologis sepanjang cerita.
Para Pemeran The Long Walk Hadirkan Karakter Kompleks dan Emosional
Performa para aktor muda dalam film ini menjadi sorotan kritikus. Cooper Hoffman (Ray Garraty) dan David Jonsson (Peter McVries) menampilkan dinamika persahabatan da...