REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Garis besar tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina mulai terungkap. Putin dikabarkan menawarkan pertukaran wilayah serta jaminan keamanan dalam pertemuannya dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Alaska pekan ini.
Dilansir Reuters, menurut sumber yang mengetahui rencana Moskow, Rusia bersedia melepaskan sebagian kecil wilayah Ukraina yang saat ini didudukinya, seperti di Sumy dan Kharkiv. Sebagai imbalan, Kyiv diminta menyerahkan wilayah timur Donetsk dan Luhansk yang selama ini gagal direbut pasukan Rusia.
Trump dan Putin bertemu di pangkalan udara militer Alaska dalam Alaska Summit, pertemuan pertama antara pemimpin Kremlin dengan presiden AS sejak konflik Ukraina meletus pada Februari 2022. Namun, gencatan senjata yang diharapkan Trump tidak tercapai.
Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut dirinya dan Putin telah membahas pertukaran wilayah serta jaminan keamanan bagi Ukraina. Ia bahkan menyebut kesepakatan sudah “hampir tercapai”, meski mengakui keputusan akhir tetap berada di tangan Ukraina.
“Saya pikir kita cukup dekat dengan kesepakatan,” kata Trump, sambil menambahkan: “Ukraina harus setuju. Mungkin mereka akan berkata ‘tidak’.”
Rusia dikabarkan siap mengembalikan sebagian kecil wilayah yang didudukinya di Sumy (utara) dan Kharkiv (timur laut). Menurut proyek pemetaan medan perang Deep State Ukraina, Rusia menguasai sekitar 440 km² di kedua wilayah tersebut, sementara Ukraina masih mengendalikan sekitar 6.600 km² di Donbas (Donetsk dan Luhansk) yang diklaim oleh Rusia.
Tantangan bagi Kyiv
Tawaran Putin menimbulkan dilema besar bagi Presiden Volodymyr Zelenskiy. Sebab, usulan tersebut mensyaratkan Ukraina menarik pasukannya dari Donetsk dan Luhansk. Padahal, wilayah itu dinilai Kyiv sebagai benteng pertahanan penting dari serangan Rusia lebih dalam.
Sebagai gantinya, Rusia berjanji akan membekukan garis depan di Kherson dan Zaporizhzhia. Namun, Ukraina sudah menolak keras ide mundur dari wilayah Donetsk.
Selain itu, Putin juga menginginkan pengakuan resmi atas pencaplokan Krimea pada 2014, pencabutan sebagian sanksi Barat, serta status resmi bagi bahasa Rusia di Ukraina. Ia juga menuntut kebebasan bagi Gereja Ortodoks Rusia untuk beroperasi.
Trump disebut telah menyampaikan hasil pembicaraan dengan Putin kepada Zelenskiy dan sejumlah pemimpin Eropa. Namun, belum jelas apakah tawaran Rusia tersebut menjadi titik awal negosiasi atau merupakan proposal final yang tidak bisa ditawar.
NATO dan Jaminan Keamanan
Putin juga menolak keanggotaan Ukraina di NATO, meski kabarnya terbuka pada skema jaminan keamanan alternatif. Trump disebut bahkan mengusulkan bentuk jaminan “gaya Pasal 5” di luar aliansi NATO.
Bagi Ukraina, bergabung dengan NATO adalah tujuan strategis yang sudah tertuang dalam konstitusi. Sementara itu, Kyiv menilai larangan dan syarat yang diajukan Rusia justru berpotensi melemahkan kedaulatannya.
Zelenskiy dijadwalkan bertolak ke Washington pada Senin untuk bertemu Trump membahas perkembangan terbaru ini.
sumber : Reuters