Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim bahwa Amerika Serikat (AS) mulai tertarik mengembangkan ekosistem semikonduktor di Indonesia. Menurut Airlangga, AS mulai tertarik usai kedua negara menyepakati kesepakatan tarif resiprokal.
“Dengan ditandatangani perjanjian perdagangan, Amerika sudah mulai tertarik untuk mendorong semikonduktor di Indonesia. Jadi ini yang sekarang juga sedang dipersiapkan ekosistemnya,” ucap Airlangga dalam konferensi pers RAPBN 2026 dan Nota Keuangan, Jakarta Selatan, dikutip Sabtu (15/8).
Adapun terkait lokasi pembangunan, Airlangga menyatakan bahwa rencananya akan dibangun di beberapa daerah, terutama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “(Target pembangunan) Di beberapa daerah, di KEK,” ujar Airlangga usai konferensi pers.
Sebelumnya, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia resmi dikenakan tarif impor baru sebesar 19 persen oleh AS efektif mulai 7 Agustus 2025. Tarif ini merupakan hasil dari kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump yang diumumkan beberapa waktu lalu.
Adapun kesepakatan dua negara tersebut mencakup Indonesia yang telah berkomitmen untuk membeli USD 15 miliar dalam bentuk impor barang energi dari AS, USD 4,5 miliar dalam impor produk pertanian Amerika, dan pembelian 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya tipe 777.
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor sebesar 100 persen untuk chip semikonduktor masuk ke pasar AS.
Mengutip Reuters, Sabtu (16/8), Trump memberikan pengecualian tarif 100 persen ini, yaitu untuk produsen yang akan atau telah berinvestasi untuk memproduksi chip semikonduktor di AS. Namun belum diketahui pasti berapa persen angka tarif bagi pengecualian ini.
"Jika karena suatu alasan, Anda mengatakan sedang membangun tetapi tidak membangun, maka kami akan menjumlahkannya kembali, terakumulasi, dan kami akan menagih Anda di kemudian hari, Anda harus membayar, dan itu jaminannya," kata Trump.