Jangan Biarkan Sekolah Dasar Negeri Sekarat!

1 week ago 10
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
MI/Seno MI/Seno(Dok. Pribadi)

DALAM lima tahun terakhir, kita dihadapkan pada fenomena menarik yang sekaligus cukup miris terjadi dalam dunia pendidikan kita, khususnya di ranah pendidikan dasar (SD), yaitu semakin berkurang minat orangtua untuk mendaftarkan anak-anak mereka di SDN di seantero negeri. Dari waktu ke waktu, fakta itu semakin menyerangai dan sangat deras menyergap keseharian kita, khususnya dalam tiga tahun ini. Problem serius ini perlu ada upaya revitalisasi total dan menyeluruh!

Sementara itu, sekolah dasar menjadi menjadi fondasi penting dalam pembangunan manusia. Aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi pertimbangan serius bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Urgensi sekolah dasar yang sangat fundamental ini menjadi fondasi utama bagi tumbuh kembang anak secara komprehensif.

Aspek-aspek lain, terutama bagi masyarakat Indonesia sendiri, seperti pembangunan manusia berbasis agama dan moral, juga menjadi wahana yang dikembangkan oleh pendidikan dasar. Masa usia sekolah dasar (6-12 tahun) diyakini sebagai masa emas perkembangan otak dengan stimulasi kognitif melalui pelajaran dan interaksi sosial yang sangat berpengaruh pada pembentukan jaringan otak dan kecerdasan.

Karena urgensi tersebut, keberadaan sekolah dasar menjadi pertimbangan serius dan sekaligus medan kontestasi yang diperebutkan dengan beragam cara dan pendekatan. Sebagai medan kontestasi, sistem pendidikan kita yang terbuka, khususnya kepada dunia pasar, menciptakan tantangan serius bagi pengelolaan dan inovasi di sektor sistem pendidikan negeri yang dikelola oleh negara.

Serbuan komersialisasi pendidikan dengan munculnya beragam tawaran inovatif dari lembaga dan institusi sekolah swasta yang sadar situasi dan kondisi sosial-demografis akhirnya menawarkan alternatif bagi para orangtua dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Aspek-aspek rasional dan pragmatis, pada tataran paling praktis, menjadi pertimbangan dua belah pihak yang resiprokal (baca: orangtua anak dan institusi pendidikan) dengan memastikan supply and demand.

Sayangnya, lembaga pendidikan dasar yang fleksibel dan adaptif terhadap tuntutan zaman dan perkembangan teknologi diorkestrasi oleh para pelaku dan stakeholder 'pasar pendidikan' yang dipegang oleh institusi swasta.

Akhirnya, nasib SDN di Indonesia menjadi sekarat--kalah saing dengan lembaga pendidikan swasta yang setara. Karena itu, dari tahun ke tahun kita menyaksikan semakin banyak SDN yang kekurangan murid, bahkan nyaris kosong. Fenomena itu terjadi di berbagai daerah dan mengindikasikan tantangan besar dalam sistem pendidikan dasar nasional.

Fakta demikian sangat miris, misalkan, merujuk pada liputan Media Indonesia (25/7/2024) tentang SDN di Kudus yang hanya mendapatkan dua siswa pada 2024, Media Indonesia kembali menurunkan berita terkait dengan sekolah SDN di daerah kekurangan murid (15 Jul 2025).

PROBLEM DEMOGRAFI

Ada beberapa problem yang bisa dilacak untuk mengungkap fakta berkurangnya peserta didik di sekolah dasar di banyak daerah di Indonesia. Satu di antaranya ialah tantangan pergeseran demografi dan urbanisasi. Bagi saya, ini problem yang sangat serius dan harus menjadi perhatian pertama dan utama.

Sebagai faktor penting dalam perubahan sosial masyarakat, demografi perlu menjadi pertimbangan utama dalam sebuah kebijakan pemerintah, wabilkhusus tentang pendidikan karena dunia pendidikan berhadapan langsung dengan mausia, seperti memperhatikan secara rigid tentang kondisi riil penduduk dalam suatu wilayah. Itu termasuk aspek-aspek seperti jumlah, persebaran, struktur (usia, jenis kelamin), pertumbuhan, mobilitas (migrasi), kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.

Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk. Problem demografis ini semakin menantang dan kompleks di perkotaan. Kompleksitas dunia urban membutuhkan pembacaan dan pemetaan yang juga canggih untuk dapat mengurai problem-problemnya ke dalam tataran yang konkret dan bisa dicerna oleh masyarakatnya sendiri.

Dalam konteks ini, ketika masyarakat berada dalam poros dan gelombang urbanisasi, kita harus menghadapi dua tantangan sekaligus, yaitu (a) menurunnya angka kelahiran di daerah-daerah pinggiran kabupaten dan bahkan desa-desa karena ditinggal bekerja atau berpindah menetap di kota serta (b) memusatnya penduduk di satu tempat/kota tertentu. Kedua hal ini harus mempunyai solusi tersendiri agar problem demografi yang berdampak pada pemerataan di dunia pendidik dasar menjadi sangat penting.

Solusi taktis bagi poin pertama, seperti banyak diwacanakan oleh para pakar, ialah penggabungan (merger) beberapa sekolah SDN yang berdekatan di sebuah kecematan menjadi satu. Urgensi solusi merger berefek pada pengelolaan yang efektif terhadap sumber daya yang ada dengan memaksimalkan peran dan fungsi yang menyeluruh.

Para tenaga pengajar bisa dipakai dengan fungsi yang lebih variatif. Sementara itu, gedung dan lahan sekolah yang sudah tidak dipakai bisa dibangun dan dikembangkan menjadi sekolah lanjutan yang secara khusus dipersiapkan dengan sistem dan kualitas yang mumpuni setelah lahir dari pembacaan dan analisis kebijakan yang strategis. Solusi ini sebenarnya bisa menyasar banyak daerah dengan konteks pengalaman dan problem yang tipikal di lapangan.

Sementara itu, karena konteksnya ialah dunia urban yang kompleks dan multi-layer, poin kedua membutuhkan pendekatan komprehensif dan sistematis dengan memperhatikan semua unsur solutif yang bisa didayagunakan seperti teknologi yang efesien dan efektif.

Satu sisi, solusi merger sangat mungkin dilakukan menyesuaikan dengan kondisi demografi perkotaan, terutama bagi beberapa kelurahan kota yang jumlah SDN-nya padat dan tidak sesuai dengan jumlah kelahiran anak.

Pengkajian dan penanganan dalam konteks urban perlu sistematis dan komprehensif. Selain pakar di dunia pendidikan sendiri, pemerintah secara serius perlu melakukan penanganan secara komprehensif dengan menghadirkan ahli-ahli lain di bidangnya, seperti pemetaaan demografi, urban planner, pembangunan sosial, ekonom, dan pakar-pakar lainnya yang memang dibutuhkan.

Yang cukup mendasar, pemetaan dan analisis mendalam terkait dengan pemahaman zona dan titik konsentrasi di perkotaan, meminjam teori klasik zone theory dari sosilog Ernest W Burgess (1886-1966), perlu menjadi landasan penting. Burgess menwarkan model zona konsentris (concentric zone model) yang digunakan untuk menjelaskan struktur dan pertumbuhan kota, seperti zona central business district (CBD) atau pusat kota, zona transisi (transition zone), zona permukiman buruh (working-class zone), zona pemukiman kelas menengah (middle-class residential zone), dan zona komuter/suburban (commuter zone).

Jika mau jujur, kesadaran kita terhadap konteks zonasi Burgess di atas sejalan dengan kebijakan zonasi dalam dunia pendidikan, yaitu kesiapan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan konteks spasial masyarakat, seperti terkait dengan peningkatan kualitas dan fasilitas. Karena itu, para orangtua dengan penuh kepercayaan bisa menyekolahkan anak mereka di SDN sesuai dengan sistem zonasi.

Kebalikannya, jika standar itu tidak dipenuhi, orangtua akan memilih mengirim anak mereka ke sekolah swasta di luar zonasi dengan pertimbangan kualitas. Zonasi dalam sistem pendidikan kita gagal bukan karena idenya keliru, melainkan karena implementasinya tidak disertai pembenahan kualitas dan promosi sekolah yang adil.

Meskipun transisi dunia kerja dan praktik hunian semakin berubah dan sangat mencair di era digital, pemahaman terhadap basis zonasi seperti ini penting dipertimbangkan untuk dapat melihat karakter dan corak dari tiap-tiap penduduk urban.

Selain itu, kita dapat memahami struktur, sistem, dan kelas sosial di tengah kecakapan kita dalam mencermati ketegori demikian. Pendalaman terkait dengan situasi sosial masyarakat sangat penting dilakukan untuk melihat kecenderungan orang tua yang hidup dan bekerja di kota dalam menyekolahkan anak mereka di lembaga dengan sistem fullday atau pertimbangan agama dan aspek kualitas sekaligus.

Pertanyaannya ialah apa mungkin institusi SDN melaksanakan skema fullday school dengan peningkatan kualitas pendidikan yang dituntut oleh para orangtua? Pemerintah harus keluar dari belengku krisis citra dan legitimasi sekolah negeri, misalnya identik dengan layanan seadanya, kualitas guru yang tidak ramah, dan fasilitas terbatas.

REVITALISASI SATUAN PENDIDIKAN

Kesadaran tentang revitalisasi dalam dunia pendidikan harus menjadi keniscayaan demi meningkatkan daya saing pendidikan negeri yang semakin ke sini semakin kalah bersaing dengan...

Read Entire Article