Yayasan dan SD Filipi Sekadau Bantah Lakukan Diskriminasi

1 month ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Dina Mariana/Hi!PontianakSD Filipi Sekadau. Foto: Dina Mariana/Hi!Pontianak

Hi!Pontianak – Yayasan dan SD Filipi Sekadau menegaskan tidak ada unsur diskriminasi dalam keputusan mereka untuk tidak menerima anak berkebutuhan khusus (ABK) pada tahun ajaran 2025/2026. Keputusan tersebut diambil berdasarkan berbagai pertimbangan internal, termasuk keterbatasan sumber daya, tenaga pengajar, dan fasilitas khusus.

Diketahui sebelumnya, salah satu orang tua calon siswa menyebut adanya dugaan diskriminasi yang dialami anaknya saat mendaftar di sekolah tersebut.

Menanggapi hal itu, Ketua Yayasan Filipi, Bayu Dwi Harsono, mengatakan keputusan tidak menerima peserta didik baru ABK telah dibahas dalam rapat pengurus pada 1 Juni 2024 dan ditegaskan kembali pada 17 Februari 2025. Keputusan ini diambil dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari dewan guru.

"Kami tidak ada maksud sedikit pun melakukan diskriminasi terhadap calon siswa. Ini murni karena keterbatasan kami sebagai sekolah yang baru berdiri sejak 2023. Dari 26 siswa di kelas 1 dan 2, sudah ada 3 anak berkebutuhan khusus. Dari pengalaman ini, kami ibarat bayi yang baru lahir tapi memikul beban berat," kata Bayu, Rabu malam, 18 Juni 2025.

Menurutnya, para guru telah menyampaikan kesulitan dalam menangani ABK, terutama karena belum adanya guru pendamping khusus dan kurikulum khusus.

"Kami juga mendapat rekomendasi pada 8 Februari 2025 dari psikolog terhadap anak dari Khelvin Chandra yang menyebut jika sang anak membutuhkan kurikulum dan metode pembelajaran khusus, dan itu belum kami miliki," ucap Bayu.

Pembina Yayasan Filipi, Pdt. Obernalius, menyambut baik adanya panggilan dari DPRD Sekadau untuk mendengarkan keterangan dari semua pihak. Ia menegaskan kembali bahwa keputusan tidak menerima ABK bukan karena niat diskriminasi, melainkan murni karena belum adanya kesiapan dari segi sistem, tenaga pendidik, dan fasilitas.

"Kami sangat berharap ke depan, jika ada dukungan dari berbagai pihak, sekolah kami bisa membuka layanan bagi ABK. Kami menyadari kebutuhan tersebut sangat penting, apalagi beberapa anak TK dalam naungan kami juga termasuk ABK. Namun, untuk jenjang SD saat ini, kami masih sangat terbatas," jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SD Kristen Filipi, Jelin, menambahkan pengalaman mengajar ABK di kelas 1 dan 2 menjadi pembelajaran penting bagi pihak sekolah.

"Guru-guru kami mengalami kesulitan karena belum memiliki pelatihan dan kemampuan menangani ABK secara optimal. Anak-anak ABK seharusnya mendapat kurikulum khusus, penilaian khusus, dan bahkan pendampingan psikologis. Kami belum mampu memenuhi itu," tuturnya.

Ia menyebutkan, pihak sekolah telah melakukan 4 kali pertemuan dengan orang tua anak yang bersangkutan. Pada 19 Maret 2025, memanggil orang tua untuk menyampaikan alasan pihak sekolah untuk todak menerima anak tersebut. Hal tersebut sesuai dengan keputusan yayasan bersama dewan guru.

"Alasan kami, pertama guru tidak mampu mengajar ABK. Kedua, berdasarkan masukan dari psikolog. Dengan berbagai keterbatasan, kami berharap orang tua dapat memahami keputusan ini," pungkasnya.

Read Entire Article