Demo menuntut pencabutan blokir medsos dan pemberantasan korupsi di Nepal berakhir ricuh. Tak hanya membakar kediaman pejabat hingga kantor kepresidenan, penjarahan juga terjadi di Kathmandu dan wilayah lainnya.
Dikutip dari The Himalayan Times, Rabu (10/9), Angkatan Darat Nepal mengumumkan ada 27 orang yang ditangkap antara pukul 22.00 malam waktu setempat pada Selasa (9/9) dan pukul 10.00 pagi waktu setempat hari ini karena terlibat penjarahan, pembakaran, hingga aksi anarkis lainnya di berbagai wilayah termasuk Kathmandu.
Pasukan keamanan juga mengerahkan tiga mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api selama aksi. Di wilayah Gausala-Chabahil-Bouddha, Kathmandu, uang tunai hasil jarahan sebesar NPR 3,37 juta (senilai Rp 393 juta) disita dari para tersangka.
Senjata api turut disita dari tersangka. Total ada 31 senjata api berbagai jenis yang disita di Kathmandu dan Pokhara.
Angkatan Darat Militer kemudian mengkonfirmasi ada 24 anggota kepolisian Nepal dan tiga warga sipil yang terluka selama kericuhan dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit militer.
Angkatan Darat Militer kembali meminta mereka untuk menyerahkan kembali senjata, amunisi, atau peralatan keamanan apa pun yang dijarah. Masyarakat juga diminta berbagi informasi jika menemukan penyalahgunaan senjata-senjata tersebut.
Masyarakat diperingatkan ada tindakan hukum yang diambil jika menemukan penyalahgunaan senjata.