REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan "Gerakan Wakaf Pendidikan Islam" dengan target penghimpunan wakaf uang sebesar Rp 1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pendidikan Islam, khususnya dalam bentuk beasiswa bagi calon pemimpin umat di masa depan.
Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar mengatakan, gerakan ini menjadi bukti bahwa Kemenag tidak hanya mengajak masyarakat berbuat kebaikan, tetapi juga berkomitmen mewujudkan wakaf produktif di lingkungannya.
“Alhamdulillah obsesi kita seperti kata Pak Sekjen tadi, komunitas Kementerian Agama kita dengan stakeholder-nya insyaallah minimum akan mengumpulkan Rp 1 triliun setiap tahun. Ini target, tentu bukan hanya Kementerian Agamanya, tetapi stakeholders Kementerian Agama itu banyak," ujar Nasaruddin usai peluncuran gerakan tersebut di Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Wakaf uang tersebut di antaranya akan digunakan untuk memberikan beasiswa kepada calon-calon pemimpin umat di masa mendatang.
Ia pun menekankan pentingnya wakaf yang diarahkan pada investasi kemanusiaan, terutama untuk membangun sumber daya manusia.
“Masjid sudah banyak, santri juga sudah banyak, tetapi yang kurang sekarang adalah sajid atau orang yang sujud. Membangun orang lebih utama daripada membangun masjid. Bayangkan kalau orang sujud itu berpendidikan tinggi, tentu akan semakin banyak bersedekah kepada masyarakat,” ucapnya..
Nasaruddin menambahkan, gerakan wakaf ini bukan hanya untuk umat Islam, tetapi juga terbuka bagi seluruh masyarakat lintas agama.
“Tentu ini bukan eksklusif umat islam saja, tapi juga umat-umat yang lain juga. Mari kita melakukan hal yang sama, kalau berdaya umat beragama di Indonesia itu artinya berdayalah masyarakat Indonesia, bangsa Indonesia,” katanya.
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin, yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menegaskan dukungan lembaganya. Menurutnya, wakaf uang akan menjadi dana abadi pendidikan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
“Alhamdulillah, inisiatif Ditjen Pendis bersama BWI ini diharapkan bisa membantu madrasah, memberikan beasiswa, dan memperluas akses pendidikan, dari dasar hingga perguruan tinggi. Targetnya, sampai 2029 kita optimis bisa menghimpun wakaf tunai hingga Rp 1 triliun,” jelas Kamaruddin.
Ia menambahkan, masyarakat dapat ikut berkontribusi mulai dari nominal kecil, termasuk kalangan jurnalis. “Bahkan teman-teman juga dari pers kalau ingin berwakaf juga kita sangat welcome ya. Jadi siapapun bisa berwakaf Rp 10 ribu- Rp 20 ribu sampai tidak terbatas. Jadi mudah-mudahan bisa menjadi amal jariyah baik kita,” kata Sekjen Kemenag ini.