Liputan6.com, Jakarta Di era media sosial seperti sekarang, informasi terkait kesehatan beredar begitu cepat dan mudah diakses. Sayangnya, tidak semua informasi itu benar. Banyak mitos yang disajikan dengan secuil fakta membingungkan tapi tidak sedikit orang akhirnya percaya.
Fenomena ini menjadi kian marak, apalagi penggunaan media sosial terus mengalami kenaikan. Banyak orang tanpa sadar terjebak pada keyakinan keliru dari konten yang tidak bertanggung jawab, akibat dorongan diri “ingin membaik” dengan waktu singkat.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, Dr. Leonor Fernandez, dokter perawatan primer di salah satu pusat medis yang berafiliasi dengan Harvard, tidak menyangkal fakta bahwa media sosial tetap membawa banyak informasi baik.
“Tetapi masalah umum dengan intenet adalah terkadang sulit membedakan mana yang dapat diandalkan dari apa yang disebarkan untuk tujuan komersial, politik, atau tujuan lainnya,” jelasnya.
Fernandez mengatakan, banyak orang mencari jalan pintas, misalnya dengan mencari satu pil untuk mengatasi masalah atau memudahkan hidup agar lebih efektif.
“Namun, untuk sebagian besar masalah kesehatan, solusinya terletak pada keseimbangan antara apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda makan, alih-alih satu hal spesifik (seperti pil),” tambahnya.
Menurut Fernandez, terdapat tiga mitos umum tentang kesehatan yang masih banyak dipercaya, yakni:
Mitos 1: Kurus Artinya Sehat
Kelebihan berat badan diasosiasikan berisiko tinggi terkena berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Namun, Fernandez mengungkapkan, mengukur tingkat kesehatan tidaklah semudah hanya dengan melihat timbangan.
“Tentu saya tidak hanya satu tipe tubuh yang sehat, dan saya (juga) telah melihat banyak orang dengan berat badan rendah yang tidak sehat,” katanya.
Menurut Fernandez, hanya dengan menyebut berat badan memengaruhi kondisi kesehatan seseorang, bukanlah sebuah hal realistis.
“Anggapan bahwa indeks massa tubuh saja sudah cukup untuk menjadi indikator yang baik tentang kesehatan kita saat ini adalah (sebuah) penyimpangan,” tegasnya.
Fernandez menyarankan untuk tetap menjaga fisik serta mental tetap aktif. Menurutnya, berapa pun ukuran tubuh yang menentukan kondisi kesehatan seseorang adalah seberapa aktif tubuh orang tersebut bergerak.
“Menjadi kurang gerak jelas berdampak negatif bagi kesehatan kita, dan berat badan berlebih terkadang dikaitkan dengan kurangnya gerak,” tambahnya.
Mitos 2: Detoks Membuat Tubuh Lebih Sehat
Faktanya tubuh manusia tidak membutuhkan detoks atau pembersihan, jika dilakukan ini malah berpotensi membawa lebih banyak kerugian daripada manfaatnya untuk tubuh.
Mungkin banyak informasi beredar, bahwa detoks atau pembersihan dapat membantu tubuh terasa lebih baik dengan membuang racun dan mempercepat penurunan berat badan. Tetapi, menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), strategi ini justru dapat merugikan tubuh.
Pada umumnya, detoks ini diasosiasikan dengan diet jangka panjang dan periode puasa. Selain itu, strategi ini juga biasanya memerlukan teh atau jus, shake nutrisi, atau suplemen tertentu.
Produk-produk tersebut belum terbukti memberikan manfaat kesehatan apa pun. Selain itu, ini juga dapat menyebabkan asupan vitamin dan mineral berlebihan. Akibatnya, masalah seperti ginjal dan juga infeksi bakteri dapat mengintai.
Selain itu, tubuh manusia telah dirancang untuk bisa membuang racun secara alami, melalui napas, urine, dan feses.
“Saran saya tidak terlalu menarik (yaitu) mengonsumsi makanan seimbang, berbasis nabati, dan lebih sedikit makanan olahan lebih baik daripada pembersihan atau detoksifikasi tertentu,” kata Fernandez.
Mitos 3: Makan Sebelum Tidur Bisa Menaikan Berat Badan
Faktanya, menurut Fernandez, waktu untuk makan tidak sepenting komposisi yang dikonsumsi. Banyak orang mengatakan metabolisme tubuh melambat di malam hari, yang secara otomatis mengubah camilan malam menjadi lemak.
“Mungkin ada benarnya bahwa metabolisme dan sekresi insulin kita berubah di malam hari karena kita tidur,” kata Fernandez.
“Tapi saya menduga apa yang Anda makan, dan apakah pola makan Anda penuh kesadaran, lebih penting,” tambahnya.
Saran yang dapat dilakukan agar kesehatan tubuh tetap terkendali dan menghindari rasa lapar di malam hair yaitu menambahkan lebih banyak protein, serat, dan karbohidrat kompleks. Camilan sehat seperti juga dapat menjadi pilihan camilan malam yang sehat.